Sakit Maag



Sakit maag fungsional disebabkan oleh berbagai factor. Keluhan yang timbul bisa terjadi karena akibat peningkatan asam lambung yang berlebihan didalam lambung. Boleh disebutkan terjadinya banjir asam lambung. Keadaan ini dapat disebabkan oleh  makanan dan minuman tertentu, misal makan makanan yang terlalu asam, pedas , minum kopi atau alkohol. Sering terlambat makan atau makan tidak teratur juga dapat menjadi penyebab timbulnya sakit maag fungsional. Selain itu stress fisik dan psikis juga dapat merangsang produksi asam lambung berlebih sehingga mengakibatkan gangguan maag.
Selain asam lambung yang berlebih lambung juga bisa terganggu akibat naiknya cairan empedu dari usus dua belas jari menuju lambung bahkan dapat naik sampai kerongkongan. Adanya cairan empedu yang naik dapat menyebabkan gangguan pada lambung sampai
menyebabkan kerusakan dinding dalam lambung.
Motilitas atau pergerakan lambung juga salah satu factor penyebabkan gangguan sakit maag fungsional. Adanya pengosongan lambung yang lambat berakibat kontak makanan dan cairan lambung lebih lama dari biasanya dan hal ini tentunya akan menyebakan gangguan pada lambung.
Gagguan gerakan motorik system saluran cerna lain yang juga dapat menyebabkan sakit maag fungsional antara lain : penyebaran makanan yang tidak seimbang dalam perut, pengakomodasian dalam perut yang tidak seimbang, antral hypomotility (biasanya yang menyebabkan seseorang muntah-muntah karena gerakan perut yang abnormal), gastric dysrhythmias atau gerakan lambung yang lebih lambat dibandingkan gerakan normal perut (tachygastrias, bradygastrias, dan mixed dysrhythmias), dan perubahan gerakan usus dua belas jari dalam tubuh.
Perubahan fungsional atau gerakan sistem pencernaan dalam tubuh terutama yang terjadi setelah makanan dicerna biasanya akan menyebabkan melambatnya pengosongan ruang perut sehingga ukuran otot perut mengembang lebih dari ukuran normal dan Anda pun akan merasa kembung dan mual.
Menurut laporan, pengosongan ruang lambung terjadi pada 30% pasien maag, dan 70% dari pasien tersebut disebabkan oleh gerakan abnormal dari sistem pencernaan.
Penyebab sakit maag organik

Sebelum menjelaskan tentang penyebab sakit maag yang organik, kelainan yang bisa ditemukan pada saat pemeriksaan endoskopi saluran cerna atas sehingga sakit maagnya dikelompokkan menjadi sakit maag organik yaitu ditemukannya luka pada kerongkongan, ditemukan tukak pada lambung dan atau usus dua belas jari. Selain itu adanya polip atau tumor ganas pada pemeriksaan endoskopi pasien dengan keluhan sakit maag tersebut juga merupakan sakit maag yang organik. Walaupun secara statistik adanya tumor pada saluran cerna bagian atas ditemukan kurang dari 1 % pada pasien dengan keluhan sakit maag tersebut kita harus tetap mewaspadai adanya kemungkinan kanker lambung pada pasien dengan krluhan sakit maag tersebut.
Riwayat obat-obatan terutama penggunakan obat rematik atau obat-obatan untuk menghilangkan rasa nyeri terutama nyeri sendi juga harus dicurigai sebagai penyebab dari keluhan sakit maag yang timbul. Selain itu sering juga akibat penggunakaan obat sakit kepala yang rutin juga bisa membuat masalah di lambung dan menyebabkan kelainan organik. Obat pengencer darah yang juga sering digunakan oleh pasien dengan penyakit jantung koroner seperti asam asetil salisilat juga bisa menyebabkan masalah pada lambung.
Kuman Helicobacter pylori merupakan kuman yang juga harus dipikirkan sebagai penyebab seseorang mengalami sakit maag tersebut. Kuman Helicobacter pylori ini merupakan satu-satunya kuman yang hidup dilambung dan jika kuman ini hidup didalam lambung kita, keberadaan kuman ini akan membuat masalah. Kelainan yang timbul akibat adanya kuman didalam lambung ini cukup bervariasi dari tanpa keluhan, adanya merah-merah pada dinding dalam lambung, tukak pada lambung dan usus dua belas jari. Bahkan adanya kuman ini dapat menyebabkan tumor pada lambung. Berbeda dengan kuman pecernaan lainnya kuman Helicobater pylori ini bisanya tidak menyebab keluhan dan setelah bertahun-tahun dilambung baru menimbulkan masalah. Oleh karena itu adanya kuman ini harus selalu dipastikan apabila seseorang mengalami masalah dengan sakit maagnya.
Apabila seseorang mengalami sesuatu yang tidak beres pada daerah ulu hatinya maka, yang juga harus dipikirkan adalah apakah ada keluhan lain yang sering kita sebut tanda bahaya (alarm symptom) pada seseorang tersebut. Tanda bahaya yang harus diperhatikan antara lain selain nyeri di ulu hati apakah ada keluhan buang air besar yang hitam, keluhan muntah-muntah apalagi dengan keluhan muntah darah, berat badan turun tanpa sebab yang jelas, dan adanya lemas disertai pucat. Selain itu jika seseorang merasakan keluhan nyeri ulu hati tersebut pertama kali pada saat sudah berusia lebih dari 45 tahun maka sakit maag yang dialami saat ini harus dipikirkan karena penyebabnya organik.
Selain gangguan pada saluran pencernaan atas keluhan sakit pada daerah ulu hati tersebut dapat disebabkan oleh penyakit lain antara lain adanya kelainan pada kandung empedu baik berupa pasir-pasir, batu atau hanya berupa radang pada kandung empedu juga bisa menimbulkan keluhan didaerah ulu hati. Beberapa kali penulis mendapatkan pasien yang sudah diobati oleh dokter lain sebagai sakit maag biasa ternyata saat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi ternyata ditemukan adanya batu pada kandung empedu. Tentunya setelah masalah batu empedunya diobati keluhan sakit maagnya menjadi berkurang. Berbagai penyakit kronis lain seperti Diabetes Mellitus (DM) penyakit gondok berupa kelainan peningkatan hormone gondok bisa menyebabkan gangguan pada maag pasien tersebut. Penyakit pada pencernaan lain seperti gangguan liver adanya gangguan penyerapan pada makanan (malabsorbsi) juga bisa menimbulkan keluhan pada lambungnya.
Makanan dan minuman yang harus dihindari adalah:
a.Makanan dan minuman yang banyak mengandung gas dan terlalu banyak serat, antara lain sayuran tertentu (sawi, kol), buah-buahan tertentu (nangka, pisang ambon), makanan berserat tertentu (kedondong, buah yang dikeringkan), minuman yang mengandung gas (seperti minuman bersoda).
b.Minuman yang merangsang pengeluaran asam lambung antara lain : kopi, minuman beralkohol 5-20%, anggur putih, sari buah sitrus, susu.
c.Makanan yang sulit dicerna yang dapat memperlambat pengosongan lambung. Karena hal ini dapat   menyebabkan peningkatan peregangan di lambung yang akhirnya dapat meningkatkan asam lambung antara lain makanan berlemak, kue tart, coklat dan keju.
d.Makanan yang secara langsung merusak dinding lambung yaitu makanan yang mengandung cuka dan pedas, merica dan bumbu yang merangsang.
e.Makanan yang melemahkan klep kerongkongan bawah sehingga menyebabkan cairan lambung dapat naik ke kerongkongan antara lain alkohol, coklat, makanan tinggi lemak, gorengan.
Kegiatan yang meningkatkan gas didalam lambung juga harus dihindarkan antara lain makan permen khususnya permen karet serta merokok.
Gejala – gejala sakit maag
Sakit mag pada umumnya merupakan hal yang banyak dijumpai pada masyarakat dari berbagai usia, profesi, maupun lapisan masyarakat. Sebagian besar masyarakat pernah mendengar dan mengetahui pencetus terjadinya sakit mag seperti terlambat makan, makan tidak teratur, makanan atau minuman yang merangsang produksi asam lambung, serta stress.
Meski demikian, mungkin banyak dari kita yang belum sepenuhnya memahami gejala-gejala sakit maag. Rasa Perih pada lambung/pada ulu hati merupakan hal yang sering disebut sebagai sakit mag. Faktanya, gejala sakit mag tersebut tidak harus terasa perih dulu. rasa tidak nyaman pada lambung/ulu hati yang dibarengi dengan mual atau kembung dan sering sendawa atau cepat merasa kenyang juga merupakan gejala sakit mag.
Sakit maag biasa disebut dyspepsia yaitu gejala-gejala kelebihan asam lambung. Saat tingkat asam lambung meningkat, maka lambung akan mengalami gejala Kembung dan sendawa. Gejala yang terjadi karena essensi dari sakit maag ini adalah adanya peningkatan asam lambung yang berlebihan menghasilkan gelembung-gelembung gas di dalam lambung sehingga seseorang merasakan kembung.
Rasa penuh pada perut atau yang biasa disebut sebah atau begah juga merupakan gejala sakit mag yang sering kali tidak disadari. Hal ini bisa dirasakan pada saat sebelum maupun sesudah makan. Penyebabnya juga asam lambung yang berlebihan.
Selain rasa kembung, mual, rasa penuh pada perut atu sebah dan begah, ada juga gejala lain yang sering kali tidak disadari sebagai gejala sakit mag. Gejala tersebut adalah rasa pahit yang dirasakan di mulut. Rasa pahit ini timbul karena asam lambung yang berlebihan mendorong naik ke kerongkongan sehingga kadang kala timbul rasa asam ataupun pahit pada kerongkongan dan mulut.
Dengan demikian, bila anda merasakan gejala-gejala seperti mual, kembung, sebah atau begah, maupun rasa pahit di lidah, walaupun anda tidak merasakan rasa perih pada lambung, bisa jadi anda mengalami gejala sakit mag akibat asam lambung yang berlebih. Oleh karena itu, makan teratur dan menghindari faktor pencetus terjadinya sakit mag merupakan hal yang sangat penting untuk mencegah terjadinya sakit mag.
Berikut penjelasan lebih dalam tentang gejala2 tersebut :

Sendawa
Sendawa (burping/belching) adalah keluarnya gas dari saluran cerna (kerongkongan dan lambung) ke mulut yang disertai adanya suara dan kadang-kadang bau.
Timbulnya suara tersebut disebabkan oleh getaran udara / gas pada katub kerongkongan saat keluarnya gas. Hal ini merupakan hal yang sangat umum bisa terjadi pada siapa saja, dan merupakan usaha untuk melepaskan udara yang terperangkap di lambung yang biasanya menimbulkan ketidak nyamanan di saluran cerna.
Penyebab sendawa:
- Makan/minum terlalu cepat
- Menelan udara
- Minum minuman berkarbonasi
- Obat-obatan tertentu seperti metformin
- Orang yang sedang cemas
- Jika disertai gejala-gejala dispepsia merupakan salah satu tanda penyakit maag
Selain karena banyaknya gas yang terperangkap di lambung sendawa juga dapat disebabkan karena kebiasaan semata. Untuk beberapa orang sendawa dianggap sebagai suatu cara untuk mengurangi ketidaknyamanan di perut walaupun bukan karena peningkatan kadar gas.
Sendawa tidak sesederhana yang dipikirkan, namun berhubungan erat dengan koordinasi beberapa aktivitas. Laring harus selalu tertutup supaya cairan ataupun makanan yang naik dari lambung tidak masuk ke paruparu. Saat menelan laring terangkat secara otomatis dan sejalan dengan itu katup kerongkongan atas terbuka sehingga mempermudah gas keluar dari kerongkongan ke tenggorokan.Katup kerongkongan bawah juga terbuka sehingga gas dapat naik dari lambung ke kerongkongan. Saat itu semua terjadi diafragma turun ketika menarik nafas. Terjadi peningkatan tekanan di rongga perut dan penurunan tekanan di rongga dada yang menyebabkan keluarnya udara dari lambung (di rongga perut) ke kerongkongan (di rongga dada).
Jika rasa tidak nyaman di perut bukan karena peningkatan gas , sendawa tidak menyelesaikan masalah. Jika demikian berarti ada hal lain di perut yang perlu ditatalaksana dan harus dicari penyebabnya. Sendawa merupakan suatu gejala yang bisa disebabkan oleh penyakit di saluran cerna dan kondisi yang menyebabkan ketidaknyamanan di rongga perut.
Kembung
Untuk memahami kembung ada 2 hal yang harus diketahui:
1.    Gejala/bloating: merupakan perasaan (subyektif) perut seperti lebih besar dari normal, jadi merupakan suatu tanda atau gejala ketidaknyamanan, merupakan hal yang lebih ringan dari distention.
2.    Tanda/distention: merupakan hasil pemeriksaan fisik (obyektif) dimana didapatkan bahwa perut lebih besar dari normal, bisa didapatkan dari observasi saat menggunakan baju jadi  kesempitan dan lambung jelas lebih besar dari biasanya
Ada 3 hal yang dapat menyebabkan membesarnya ukuran perut dan harus dibedakan, yaitu air,udara, dan jaringan dalam perut.

Kembung dibedakan menjadi 2 bagian yaitu:
1.    Berkelanjutan, biasanya akibat adanya massa atau pembesaran organ dalam perut seperti tumor, cairan (asites), atau jaringan lemak (kegemukan)
2.    Sementara/hilang timbul , yang berhubungan dengan peningkatan gas atau cairan dalam lambung, usus halus maupun usus besar.
Penyebab kembung:
1.    Produksi gas yang berlebihan
Produksi gas yang berlebihan biasanya disebabkan oleh bakteri, melalui 3 mekanisme. Pertama, jumlah gas yang dihasilkan oleh setiap individu tidak sama sebab ada bakteri tertentu yang menghasilkan banyak gas sementara yang lainnya tidak. Kedua, makanan yang sulit dicerna dan diabsorbsi di usus halus menyebabkan banyaknya makanan yang sampai di usus besar sehingga makanan yang harus dicerna bakteri akan bertambah dan gas yang dihasilkan bertambah banyak. Contohnya adalah pada kelainan intoleransi laktosa, sumbatan pancreas, dan saluran empedu. Ketiga, karena keadaan tertentu bakteri tumbuh dan berkembang di usus halus dimana biasanya seharusnya di usus besar. Biasanya hal ini berpotensi meningkatkan flatus (buang angin/kentut)
2.    Sumbatan mekanis
Sumbatan dapat terjadi di sepanjang lambung sampai rectum, jika bersifat sementara dapat menyebabkan kembung yang bersifat sementara. Contohnya adalah adanya parut di katub lambung yang dapat mengganggu aliran dari lambung ke usus.  Sesudah makan makanan bersama udara tertelan, kemudian setelah 1-2 jam lambung mengeluarkan asam dan cairan dan bercampur dengan makanan untuk membantu pencernaan. Jika terdapat sumbatan yang tidak komplit makan makanan dan hasil pencernaan dapat masuk ke usus dan dapat mengatasi kembung. Selain itu kondisi feces yang terlalu keras juga dapat menjadi sumbatan yang dapat memperparah kembung.
3.    Sumbatan fungsional
Yang dimaksud sumbatan fungsional adalah akibat kelemahan yang tejadi pada  otot lambung dan usus sehingga gerakan dari saluran cerna tidak baik yang menyebabkan pergerakan makanan menjadi lambat sehingga terjadi kembung. Hal ini bisa terjadi pada penyakit gastroparesis, irritable bowel syndrome(IBS) dan Hirschprung's. Selain itu faktor makanan seperti lemak juga akan memperlambat pergerakan makanan, gas, dan cairan ke saluran cerna bawah yang juga berakibat kembung. Serat yang digunakan untuk mengatasi sembelit juga dapat menyebabkan kembung tanpa adanya peningkatan jumlah gas, namun adanya kembung ini disebabkan oleh melambatnya aliran gas ke usus kecil akibat serat.
4.    Hipersensitifitas saluran cerna
Beberapa orang ada yang memang hipersensitif terhadap kembung , mereka merasakan kembung padahal  jumlah makanan, gas, dan cairan di saluran cerna dalam batas normal, biasanya bila mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak.
Flatus/Kentut
Flatus merupakan keluarnya gas dalam saluran cerna melalui anus yang bersumber dari udara yang tertelan atau hasil produksi dari bakteri. Namun terjadinya flatus lebih sering diakibatkan oleh produksi dari bakteri di saluran cerna  atau usus besar berupa hidrogen dan atau methan pada keadaan banyak mengkonsumsi kandungan gula dan polisakarida. Contoh gula adalah seperti laktosa (gula susu) , sorbitol sebagai pemanis rendah kalori, dan fruktosa pemanis yang biasanya digunakan pada permen dan minuman.

Zat tepung  juga sering menjadi sumber gas, kandungan polisakarida dari gandum, kentang, jagung dan beras. Beras menghasilkan gas yang relatif lebih sedikit dibanding yang lainnya. Zat tepung dari padi-padian yang belum diproses menyebabkan lebih banyak gas dibandingkan dengan biji-bijian yang sudah mengalami proses karena kandungan seratnya masih utuh, dimana serat merupakan bahan yang tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan namun akan dimetabolisme oleh bakteri sehingga menghasilkan gas.

Banyak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan  yang mengandung selulosa tidak menghasilkan banyak gas sebab selulosa  dimetabolisme sedikit oleh bakteri, kecuali jika buah atau sayuran tersebut mengandung lebih banyak gula atau polisakarida dibanding selulosa. Gas tertelan dalam jumlah wajar tidak dapat dihindari dan gas dari hasil produksi bakteri juga akan terus berlangsung namun secara fisiologis gas itu akan dikeluarkan dari saluran cerna melalui flatus dengan mekanisme kontraksi otot usus untuk menghindari menumpuknya gas di saluran cerna. Gas juga dapat diserap ke aliran darah dan akan dikeluarkan melalui pernafasan.

Gas tertelan dalam jumlah wajar tidak dapat dihindari dan gas dari hasil produksi bakteri juga akan terus berlangsung namun secara fisiologis gas itu akan dikeluarkan dari saluran cerna melalui flatus dengan mekanisme kontraksi otot usus untuk menghindari menumpuknya gas di saluran cerna. Gas juga dapat diserap ke aliran darah dan akan dikeluarkan melalui pernafasan.
Diagnosis Sendawa Kembung, dan Flatus
Untuk mengatasi sendawa, kembung dan flatus beberapa hal yang harus diteliti adalah:
•    Riwayat penyakit
Jika kembung berkesinambungan pembesaran organ dalam abdomen, cairan abdomen, tumor, atau kegemukan mungkin menjadi penyebabnya. Jika kembung terjadi bersamaan dengan meningkatnya flatus hal ini biasanya disebabkan oleh aktifitas bakteri. Riwayat diet seperti susu atau olahan susu, sorbitol, laktosa, kemungkinan tidak tercernanya gula dengan baik dapat juga menyebabkan kembung.
•    Pemeriksaan dengan sinar X
•    Pemeriksaan pengosongan lambung
•    USG, CT scan, dan MRI
•    Test Gangguan penceraan dan gangguan penyerapan
•    Test nafas dengan hidrogen dan methan
 Mengatasi Sendawa Kembung, dan Flatus     
Untuk  mengatasi peningkatan gas dalam saluran cerna tergantung dari penyebabnya. Jika peningkatan gas disebabkan oleh sakit maag maka penyakitnya sendiri harus diatasi dulu. Selain itu pemberian simeticone juga mampu mengatasi gas.
Jika akibat konsumsi gula yang berlebihan seperti laktosa, sorbitol, dan fruktosa dapat diatasi dengan menghindari bahan tersebut dari diet sehari-hari. Jika akibat intoleransi laktosa dapat ditambahkan enzim sehingga laktosa dapat dimetabolisme dengan baik.
Minum yoghurt dengan kandungan laktosa yang sebagian dapat dicerna oleh bakteri juga mengasilkan gas yang lebih sedikit dibanding susu.

Pertumbuhan bakteri yang berlebihan biasanya diterapi dengan pemberian antibiotik. Namun terapi ini kurang efektif dan bersifat sementara, dapat juga dengan pemberian probiotik
I. Defenisi Gastritis
Gastritis adalah imflamasi (pembengkakan) dari mukosa lambung. Inflamasi ini mengakibatkan sel darah putih menuju ke dinding lambung sebagai respon terjadinya kelainan pada bagian tersebut. Bedasarkan pemeriksaan endoskopi ditemukan eritema mukosa, sedangkan hasil foto memperlihatkan iregularitas mukosa.
Gastritis terbagi dua, yaitu:
1). Gastritis akut
Merupakan kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan tanda dan gejala yang khas. Biasanya ditemukan sel inflamasi akut dan neutrofil.
Jenisnya adalah: gastritis stress akut, gastritis erosive kronis, gastritis eosinofilik, gastritis bakterialis.
2). Gastitis kronik
Penyebabnya tidak jelas, sering bersifat multifaktor  dengan perjalanan kilnik bervariasi. Kelainan ini berkaitan erat dengan infeksi H. pylori.
Jenisnya adalah: gastritis sel plasma, penyakit meniere.(1, 5)
II. Etiologi Gastritis
A. Gastritis akut
Gastritis stress akut, merupakan jenis Gastritis yang paling berat, yang disebabkan oleh penyakit berat atau trauma (cedera) yang terjadi secara tiba-tiba.
Gastitis erosif kronis, bisa merupakan akibat dari :
•    iritan seperti obat-obatan, terutama aspirin dan obat anti peradangan lain
•    penyakit Crohn
•    infeksi virus atau bakteri
Gastritis esinofilik, terjadi akibat dari reaksi alergi terhadap infestasi cacing gelang. Eosinofil (sel darah putih) terkumpul di dinding lambung.
Umumnya  yang menjadi penyebab penyakit ini, antara lain:
•    Obat-obatan: Aspirin, obat anti inflamasi nonsteroid (AINS)
•    Alkohol
•    Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung: trauma, stress, sepsis.
Secara makroskopik terdapat lesi erosi mukosa dengan lokasi berbeda. Jika ditemukan pada korpus dan fundus, biasanya disebabkan stress.
B. Gastritis kronik
1.    Gastritis sel plasma, merupakan Gastritis yang penyebabnya tidak diketahui. Sel plasma (salah satu jenis sel darah putih) terkumpul di dalam dinding lambung dan organ lainnya.
2.    Penyakit meniere, merupakan jenis gastritis yang pnyebabnya tidak diketahui. Dinding lambung menjadi tebal, lipatannya menebal, kelenjarnya membesar dan memiliki kista yang terisi cairan. Sekitar 10% penderita penyakit ini menderita kanker lambung.
Jadi umumnya pada gastritis kronik penyebabnya berhubungan dengan Helicobacter pylori.
III. Manifestasi Klinik Gastritis
A. Gastritis akut
1.    Gastritis stress akut, penyebabnya (misalnya penyakit berat, luka bakar atau cedera) biasanya menutupi gejala-gejala lambung, tetapi perut sebelah atas terasa tidak enak. Segera setelah cedera, timbul memer kecil dilapisan lambung. Dalam beberapa jam memar ini bias berubh menjadi ulkus. Ulkus dan Gastritis bias menghilang apabila penderita sembuh dengan cepat dari cideranya. Apabila tidak sembuh 2-5 hari maka akan terjadi pendarahan, cairan lambung akan bewarna kemerahan dan tekanan darah akan turun.
2.    Gastitis erosif kronis , berupa mual ringan dan nyeri di perut sebelah atas. Tetapi banyak penderita (misalnya memakai aspirin jangka panjang) tidak merasa nyeri. Penderit lainnya merasakan gejala yang mirip ulkus, yaitu nyeri ketika perut kosong. Jika Gastritis manyebabkan pendarahan dari ulkus lambung, gejalanya bias berupa tinja bewarna kehitaman seperti aspal atau muntah darah dan makanan yang nenyerupai endapan kopi.
3.    Gastritis esinofilik, nyeri perut atau muntah bias disebabkan oleh penyempitan atau penyumbatan ujung saluran lambung yang menuju ke usus dua belas jari.
Sindrom dyspepsia berupa nyeri berupa nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah, merupakan satu keluhan yang sering muncul. Ditemukan pula pendarahan saluran cerna berupa hematemesis dan melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca pendarahan.
B. Gastritis kronik
1.    Gastritis sel plasma, nyeri perut dan muntah bias terjadi bersamaan dengan timbulnya ruam di kulit dan diare.
2.    Penyakit meniere, nyeri lambung disertai hilangnya nafsu makan, mual, muntah dan penurunan berat badan. Penimbunan cairan dan pembengkakan jaringan bisa disebabkan karena hilangnya protein dari lapisan lambung yang meradang. Protein yang hilang ini bercampur dengan isi lambung yang dibuang dari tubuh.
Kebanyakan pasien pada kasus gastritis kronik tidak mempunyai keluhan. Hanya sebagian kecil yang mendapat gejala diatas.
B. GASTROENTERITIS
I. Definisi Gastroenteritis
Gastroenetritis adalah istilah umum untuk berbagai macam keadaan yang biasanya disebabkan oleh infeksi dan menimbulkan gejala-gejala berupa hilangnya nafsu makan, mual, muntah, diare ringan sampai berat dan rasa tidak enak di perut.
Elektrolit, terutama natrium dan kalium ikut hilang bersama dengan hilangnya cairan tubuh.
Terganggunya keseimbangan elektrolit dalam tubuh dapat menyebabkan dehidrasi yang bisa berakibat fatal, apalagi dalam keadaan sakit yang berat, baik pada orang tua maupun anak-anak.
II.Penyebab/ etiologi Gastroenteritis
Wabah diare pada bayi, anak-anak dan dewasa biasanya disebabkan oleh mikroorganisme yang menyebar melalui air atau makanan yang sudah tercemar oleh tinja yang terinfeksi. Infeksi juga bisa ditularkan dari orang ke orang, yaitu bila seorang penderita diare tidak mencuci tangannya dengan bersih, setelah dia buang air besar.
Infeksi oleh bakteri Salmonella, bisa diperoleh karena menyentuh binatang melata (misalnya iguana atau kura-kura) kemudian meamasukan tangannya ke dalam mulut. Bakteri tertentu menghasilkan racun (toksin) yang menyebabkan sel-sel di dinding usus mengeluarkan air dan elektrolit. Salah satu racun menyebabkan diare cair yang merupakan salah satu gejala dari kolera.
Toksin yang diproduksi oleh Escherica coli (E.coli) menyebabkan traveller’s diarrhea (diare yang dialami oleh orang-orang yang mengadakan perjalanan ke luar kota/luar negeri) dan wabah diare di rumah sakit. Beberapa bakteri, seperti strain dari E.coli, Campylobacter, Shigella dan Salmonella (termasuk yang menyebabkan demam tifoid), menyusup ke dalam lapisan usus.
Mereka merusak sel-sel dibawahnya, menyebabkan tukak (luka terbuka, borok) kecil yang bisa mengalami perdarahan dan menyebabkan keluarnya cairan yang mengandung protein, elektrolit dan air. Selain bakteri, beberapa virus seperti virus Norwalk dan virus Coxsackie juga menyebabkan gastroenteritis.
Selama musim dingin, di negara-negara beriklim sedang, rotavirus menyebabkan kebanyakan kasus diare yang serius pada bayi dan anak yang baru belajar berjalan. Parasit usus tertentu, terutama Giardia lamblia, juga dapat menempel atau menyusup ke dalam lapisan usus dan menyebabkan mual, muntah, diare dan tidak enak badan.
Penyakitnya disebut Giardiasis, lebih sering ditemukan di daerah beriklim dingin, seperti di Rocky Mountains, Amerika Serikat bagian utara dan di Eropa utara. Bila penyakit ini menetap, maka tubuh akan mengalami gangguan penyerapan makanan dan terjadilah sindroma malabsorbsi. Parasit usus lainnya, Cryptosporidium, menyebabkan diare cair yang kadang-kadang disertai dengan kram perut, mual dan muntah.
Pada orang dengan kondisi kesehatan yang baik, penyakit ini biasanya ringan, tapi pada orang dengan gangguan kekebalan tubuh, infeksi ini bisa berat dan berakibat fatal. Giardia dan Cryptosporidium paling sering ditularkan melalui air yang tercemar.
Gastroenteritis juga bisa disebabkan oleh termakannya racun kimia dalam  makanan laut, tumbuh-tumbuhan (jamur dan kentang) atau makanan yang tercemar. Intoleransi laktosa merupakan suatu keadaan dimana tubuh tidak mampu mencerna dan menyerap gula susu (laktosa), juga bisa menyebabkan gastroenteritis. Gejalanya sering timbul setelah minum susu dan kadang disalah-artikan sebagai alergi terhadap susu. Menelan logam berat secara tidak sengaja (misalnya arsen, timah hitam, air raksa atau kadmium) di dalam air atau makanan, bisa secara tiba-tiba menyebabkan mual, muntah dan diare.
Beberapa obat, termasuk antibiotik juga bisa menyebabkan kram perut dan diare.
III.Gejala/ Manifestasi Klinik Gastroenteritis
Jenis dan beratnya gejala tergantung dari jenis dan banyaknya mikroorganisme atau racun yang tertelan. Gejalanya juga bervariasi tergantung dari daya tahan tubuh seseorang. Gejala biasanya dimulai secara tiba-tiba, yaitu berupa kehilangan nafsu makan, mual atau muntah. Bising usus meningkat (perut keroncongan), kram perut dan diare dengan atau tanpa darah dan lendir. Terkumpulnya gas di dalam usus menyebabkan rasa sakit. Penderita juga bisa mengalami demam, tidak enak badan dan kelelahan yang berlebihan. Muntah dan diare yang hebat dapat mengakibatkan dehidrasi dan penurunan tekanan darah, sehingga terjadi syok.
Keadaan ini juga menyebabkan tubuh kehilangan kalium, sehingga kadarnya dalam darah menurun (hipokalemia). Juga terjadi penurunan kadar natrium dalam darah (hiponatremia), terutama jika penderita menggantikan kehilangan cairan dengan meminum larutan yang hanya mengandung sedikit atau bahkan tidak mengandung garam, misalnya air putih dan teh.
C. DISPEPSIA
I.Definisi Dispepsia
Dispepsia merupakan salah satu gangguan pada saluran penceranaan, khususnya lambung. Dispepsia dapat berupa rasa nyeri atau tidak enak di perut bagian tengah keatas. Rasa nyeri tidak menentu, kadang menetap atau kambuh. Dispepsia umumnya diderita oleh kaum produktif dan kebanyakan penyebabnya adalah pola atau gaya hidup tidak sehat. Gejalanya pun bervariasi mulai dari nyeri ulu hati, mual-muntah, rasa penuh di ulu hati, sebah, sendawa yang berlebihan bahkan bisa menyebabkan diare dengan segala komplikasinya.
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab timbulnya dispepsia, yaitu pengleuaran asam lambung berlebih, pertahanan dinding lambung yang lemah, infeksi Helicobacter pylori (sejenis bakteri yang hidup di dalam lambung dalam jumlah kecil), gangguan gerakan saluran pencernaan, dan stress psikologis (Ariyanto, 2007).
Terkadang dispepsia dapat menjadi tanda dari masalah serius, contohnya penyakit ulkus lambung yang parah. Tak jarang, dispepsia disebabkan karena kanker lambung, sehingga harus diatasi dengan serius. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan bila terdapat salah satu dari tanda ini, yaitu:
•    Usia 50 tahun keatas
•    Kehilangan berat badan tanpa disengaja
•    Kesulitan menelan
•    Terkadang mual-muntah
•    Buang air besar tidak lancar
•    Merasa penuh di daerah perut (Bazaldua, et al, 1999)
Secara umum dispepsia terbagi menjadi dua jenis, yaitu dispepsia organik dan dispepsia nonorganik atau dispesia fungsional. Dispepsia organik jarang ditemukan pada usia muda, tetapi banyak ditemukan pada usia lebih dari 40 tahun (Richter cit Hadi, 2002). Dispepsia dapat disebut dispepsia organik apabila penyebabnya telah diketahui secara jelas. Dispepsia fungsional atau dispepsia non-organik, merupakan dispepsia yang tidak ada kelainan organik tetapi merupakan kelainan fungsi dari saluran makanan (Heading, Nyren, Malagelada cit Hadi, 2002).
Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebabnya. Sindroma dispepsi organik terdapat kelainan yang nyata terhadap organ tubuh misalnya tukak (luka) lambung, usus dua belas jari, radang pankreas, radang empedu, dan lain-lain.
Dispepsia nonorganik atau dispepsia fungsional, atau dispesia nonulkus (DNU), bila tidak jelas penyebabnya. Dispepsi fungsional tanpa disertai kelainan atau gangguan struktur organ berdasarkan pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi, dan endoskopi (teropong saluran pencernaan).
Definisi lain, dispepsia adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau dada, yang sering dirasakan sebagai adanya gas, perasaan penuh atau rasa sakit atau rasa terbakar di perut. Setiap orang dari berbagai usia dapat terkena dispepsia, baik pria maupun wanita. Sekitar satu dari empat orang dapat terkena dispepsia dalam beberapa waktu (Bazaldua, et al, 1999)
II. Etiologi Dispepsia
Seringnya, dispepsia disebabkan oleh ulkus lambung atau penyakit acid reflux. Jika anda memiliki penyakit acid reflux, asam lambung terdorong ke atas menuju esofagus (saluran muskulo membranosa yang membentang dari faring ke dalam lambung). Hal ini menyebabkan nyeri di dada. Beberapa obat-obatan, seperti obat anti-inflammatory, dapat menyebabkan dispepsia. Terkadang penyebab dispepsia belum dapat ditemukan.
Penyebab dispepsia secara rinci adalah:
•    Menelan udara (aerofagi)
•    Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung
•    Iritasi lambung (gastritis)
•    Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis
•    Kanker lambung
•    Peradangan kandung empedu (kolesistitis)
•    Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya)
•    Kelainan gerakan usus
•    Stress psikologis, kecemasan, atau depresi
•    Infeksi Helicobacter pylory
III. Manifestasi Klinis Dispepsia
Klasifikasi klinis praktis, didasarkan atas keluhan/gejala yang dominan, membagi dispepsia menjadi tiga tipe :
a. Dispepsia dengan keluhan seperti ulkus (ulkus-like dyspepsia), dengan gejala:
•    Nyeri epigastrium terlokalisasi
•    Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasid
•    Nyeri saat lapar
•    Nyeri episodik
b. Dispepsia dengan gejala seperti dismotilitas (dysmotility-like dyspesia), dengan gejala:
•    Mudah kenyang
•    Perut cepat terasa penuh saat makan
•    Mual
•    Muntah
•    Upper abdominal bloating (bengkak perut bagian atas)
•    Rasa tak nyaman bertambah saat makan
c. Dispepsia nonspesifik (tidak ada gejala seperti kedua tipe di atas) (Mansjoer, et al, 2007).
Sindroma dispepsia dapat bersifat ringan, sedang, dan berat, serta dapat akut atau kronis sesuai dengan perjalanan penyakitnya. Pembagian akut dan kronik berdasarkan atas jangka waktu tiga bulan.
Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada mungkin disertai dengan sendawa dan suara usus yang keras (borborigmi). Pada beberapa penderita, makan dapat memperburuk nyeri; pada penderita yang lain, makan bisa mengurangi nyerinya.
Gejala lain meliputi nafsu makan yang menurun, mual, sembelit, diare dan flatulensi (perut kembung).
Jika dispepsia menetap selama lebih dari beberapa minggu, atau tidak memberi respon terhadap pengobatan, atau disertai penurunan berat badan atau gejala lain yang tidak biasa, maka penderita harus menjalani pemeriksaan.
D. ULKUS PEPTIKUM
I.Definisi Ulkus Peptikum
Ulkus peptikum merupakan keadaan di mana kontinuitas mukosa lambung terputus dan meluas sampai di bawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas sampai ke bawah epitel disebut erosi, walaupun seringkali dianggap juga sebagai tukak.(misalnya tukak karena stress). Tukak kronik berbeda denga tukak akut, karena memiliki jaringan parut pada dasar tukak. Menurut definisi, tukak peptik dapat ditemukan pada setiap bagian saluran cerna yang terkena getah asam lambung, yaitu esofagus, lambung, duodenum, dan setelah gastroduodenal, juga jejunum. Walaupun aktivitas pencernaan peptic oleh getah lambung merupakan factor etiologi yang penting, terdapat bukti bahwa ini hanya merupakan salah satu factor dari banyak factor yang berperan dalam patogenesis tukak peptic.
II.Etiologi Ulkus Peptikum
Etiologi ulkus peptikum kurang dipahami, meskipun bakteri gram negatif H. Pylori telah sangat diyakini sebagai factor penyebab. Diketahui bahwa ulkus peptik terjadi hanya pada area saluran GI yang terpajan pada asam hidrochlorida dan pepsin. Penyakit ini terjadi dengan frekuensi paling besar pada individu antara usia 40 dan 60 tahun. Tetapi, relatif jarang pada wanita menyusui, meskipun ini telah diobservasi pada anak-anak dan bahkan pada bayi. Pria terkenal lebih sering daripada wanita, tapi terdapat beberapa bukti bahwa insiden pada wanita hampir sama dengan pria. Setelah menopause, insiden ulkus peptikum pada wanita hampir sama dengan pria. Ulkus peptikum pada korpus lambung dapat terjadi tanpa sekresi asam berlebihan
Predisposisi :
Upaya masih dilakukan untuk menghilangkan kepribadian ulkus. Beberapa pendapat mengatakan stress atau marah yang tidak diekspresikan adalah factor predisposisi. Ulkus nampak terjadi pada orang yang cenderung emosional, tetapi apakah ini factor pemberat kondisi, masih tidak pasti. Kecenderungan keluarga yang juga tampak sebagai factor predisposisi signifikan. Hubungan herediter selanjutnya ditemukan pada individu dengan golongan darah lebih rentan daripada individu dengan golongan darah A, B, atau AB. Factor predisposisi lain yang juga dihubungkan dengan ulkus peptikum mencakup penggunaan kronis obat antiinflamasi non steroid(NSAID). Minum alkohol dan merokok berlebihan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa ulkus lambung dapat dihubungkan dengan infeksi bakteri dengan agens seperti H. Pylori. Adanya bakteri ini meningkat sesuai dengan usia. Ulkus karena jumlah hormon gastrin yang berlebihan, yang diproduksi oleh tumor(gastrinomas-sindrom zolinger-ellison)jarang terjadi. Ulkus stress dapat terjadi pada pasien yang terpajan kondisi penuh stress.
III. Manifestasi klinis Ulkus Peptikum
Gejala-gejala ulkus dapat hilang selama beberapa hari, minggu, atau beberapa bulan dan bahkan dapat hilang hanya sampai terlihat kembali, sering tanpa penyebab yang dapat diidentifikasi. Banyak individu mengalami gejala ulkus, dan 20-30% mengalami perforasi atau hemoragi yang tanpa adanya manifestasi yang mendahului.
§ Nyeri : biasanya pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti tertusuk atau sensasi terbakar di epigastrium tengah atau di punggung. Hal ini diyakini bahwa nyeri terjadi bila kandungan asam lambung dan duodenum meningkat menimbulkan erosi dan merangsang ujung saraf yang terpajan. Teori lain menunjukkan bahwa kontak lesi dengan asam merangsang mekanisme refleks local yang mamulai kontraksi otot halus sekitarnya. Nyeri biasanya hilang dengan makan, karena makan menetralisasi asam atau dengan menggunakan alkali, namun bila lambung telah kosong atau alkali tidak digunakan nyeri kembali timbul. Nyeri tekan lokal yang tajam dapat dihilangkan dengan memberikan tekanan lembut pada epigastrium atau sedikit di sebelah kanan garis tengah.
Beberapa gejala menurun dengan memberikan tekanan local pada epigastrium:
•    Pirosis(nyeri uluhati) : beberapa pasien mengalami sensasi luka bakar pada esophagus dan lambung, yang naik ke mulut, kadang-kadang disertai eruktasi asam. Eruktasi atau sendawa umum terjadi bila lambung pasien kosong.
•    Muntah : meskipun jarang pada ulkus duodenal tak terkomplikasi, muntah dapat menjadi gejala ulkus peptikum. Hal ini dihubungkan dengan pembentukan jaringan parut atau pembengkakan akut dari membran mukosa yang mengalami inflamasi di sekitarnya pada ulkus akut. Muntah dapat terjadi atau tanpa didahului oleh mual, biasanya setelah nyeri berat yang dihilangkan dengan ejeksi kandungan asam lambung.
•    Konstipasi dan perdarahan : konstipasi dapat terjadi pada pasien ulkus, kemungkinan sebagai akibat dari diet dan obat-obatan. Pasien dapat juga datang dengan perdarahan gastrointestinal sebagian kecil pasien yang mengalami akibat ulkus akut sebelumnya tidak mengalami keluhan, tetapi mereka menunjukkan gejala setelahnya.
•   
E. ULKUS DUODENUM
F. KANKER LAMBUNG
I.Definisi Kanker Lambung
Kanker lambung lebih banyak menyerang lelaki. Kanker lambung bisa tumbuh di semua bagian dari lambung dan bahkan bisa menyebar ke organ-organ tubuh yang lain. Sebenarnya ada tiga macam kanker lambung, yang diklasifikasikan berdasarkan dari jaringan mana pertumbuhan sel kanker berasal.
Kasus terbanyak (95%) adalah kanker jenis adenocarcinoma, berasal dari jaringan kelenjar di lambung. Jenis kanker yang kedua adalah lymphomas, yang berkembang dari jaringan kelenjar limfe, dan yang ketiga sarcoma yang berkembang dari jaringan penghubung seperti otot, lemak, dan pembuluh darah. Seperti halnya kanker yang lain, kanker lambung mudah disembuhkan jika ketahuan pada stadium dini. Sayangnya gejala pada stadium dini tidak spesifik.
II.Etiologi Kanker Lambung
Penyebab yang pasti sampai sekarang belum diketahui, tapi para ahli percaya kebanyakan kasus kanker lambung disebabkan oleh karsinogen nitrat. Substansi ini banyak ditemukan dalam makanan, terutama daging ternak, yang dimasak dengan cara dikeringkan, diasap, digarami atau diberi asam.
Karsinoget tersebut menyebabkan kesalahan pada kode genetik yang mengontrol pertumbuhan dan perbaikan sel di lambung. Infeksi Helicobacter pylori (bakteri penyebab bisul) pada lambung mempertinggi resiko untuk terjangkit kanker.
Kanker lambung pada stadium dini hanya menimbulkan gejala yang kurang spesifik. Mungkin cuma mual, rasa nggak nyaman dan perut membesar setelah makan, kehilangan nafsu makan, atau jantung terasa terbakar. Gejala-gejala seperti itu mirip dengan penderita hernia atau bisul pada perut. Bisa jadi dokter hanya memberi obat antacid atau antihistamin untuk menghilangkan gejala sakit. Akibatnya pasien mungkin tidak mengenali gejala yang lebih serius dan bisa jadi tidak akan kembali ke dokter dalam waktu yang lama. Kanker lambung bisa tumbuh sangat besar untuk menghasilkan gejala yang spesifik.
Gejala stadium lanjut diantaranya rasa tidak nyaman di bagian atas atau tengah-tengah perut, feses (berak) berdarah atau berwarna hitam, muntah darah, kehilangan berat badan, perut sakit dan bengkak setelah makan, mudah lelah dan lemah karena anemia ringan.
Siapakah yang beresiko terserang penyakit ini? Perokok dan peminum alkohol, orang-orang yang bekerja di pertambangan batubara, pabrik pengolahan nikel, asbes, karet, dan industri pengolahan kayu.
Kanker lambung lebih banyak menyerang lelaki daripada perempuan, dan kebanyakan pada mereka yang berumur di atas 55 tahun.
Jika Anda mencurigai adanya kanker lambung, berdasarkan gejala-gejala di atas, Anda bisa minta dokter untuk memotret lambung dan kerongkongan dengan sinar X. Biasanya sebelum pemotretan Anda akan disuruh minum cairan barium, yang berfungsi membantu sinar X mengenali jaringan yang tidak normal. Cara lain adalah dengan biopsi, pengambilan contoh jaringan untuk diperiksa di laboratorium.
Selain operasi mengangkat kankernya, bisa dengan kemoterapi, terapi radiasi, dan terapi biologis (substansi alami yang digunakan untuk mendorong sistem kekebalan tubuh).

No comments:

Translate

Tuesday, January 3, 2012

Sakit Maag



Sakit maag fungsional disebabkan oleh berbagai factor. Keluhan yang timbul bisa terjadi karena akibat peningkatan asam lambung yang berlebihan didalam lambung. Boleh disebutkan terjadinya banjir asam lambung. Keadaan ini dapat disebabkan oleh  makanan dan minuman tertentu, misal makan makanan yang terlalu asam, pedas , minum kopi atau alkohol. Sering terlambat makan atau makan tidak teratur juga dapat menjadi penyebab timbulnya sakit maag fungsional. Selain itu stress fisik dan psikis juga dapat merangsang produksi asam lambung berlebih sehingga mengakibatkan gangguan maag.
Selain asam lambung yang berlebih lambung juga bisa terganggu akibat naiknya cairan empedu dari usus dua belas jari menuju lambung bahkan dapat naik sampai kerongkongan. Adanya cairan empedu yang naik dapat menyebabkan gangguan pada lambung sampai
menyebabkan kerusakan dinding dalam lambung.
Motilitas atau pergerakan lambung juga salah satu factor penyebabkan gangguan sakit maag fungsional. Adanya pengosongan lambung yang lambat berakibat kontak makanan dan cairan lambung lebih lama dari biasanya dan hal ini tentunya akan menyebakan gangguan pada lambung.
Gagguan gerakan motorik system saluran cerna lain yang juga dapat menyebabkan sakit maag fungsional antara lain : penyebaran makanan yang tidak seimbang dalam perut, pengakomodasian dalam perut yang tidak seimbang, antral hypomotility (biasanya yang menyebabkan seseorang muntah-muntah karena gerakan perut yang abnormal), gastric dysrhythmias atau gerakan lambung yang lebih lambat dibandingkan gerakan normal perut (tachygastrias, bradygastrias, dan mixed dysrhythmias), dan perubahan gerakan usus dua belas jari dalam tubuh.
Perubahan fungsional atau gerakan sistem pencernaan dalam tubuh terutama yang terjadi setelah makanan dicerna biasanya akan menyebabkan melambatnya pengosongan ruang perut sehingga ukuran otot perut mengembang lebih dari ukuran normal dan Anda pun akan merasa kembung dan mual.
Menurut laporan, pengosongan ruang lambung terjadi pada 30% pasien maag, dan 70% dari pasien tersebut disebabkan oleh gerakan abnormal dari sistem pencernaan.
Penyebab sakit maag organik

Sebelum menjelaskan tentang penyebab sakit maag yang organik, kelainan yang bisa ditemukan pada saat pemeriksaan endoskopi saluran cerna atas sehingga sakit maagnya dikelompokkan menjadi sakit maag organik yaitu ditemukannya luka pada kerongkongan, ditemukan tukak pada lambung dan atau usus dua belas jari. Selain itu adanya polip atau tumor ganas pada pemeriksaan endoskopi pasien dengan keluhan sakit maag tersebut juga merupakan sakit maag yang organik. Walaupun secara statistik adanya tumor pada saluran cerna bagian atas ditemukan kurang dari 1 % pada pasien dengan keluhan sakit maag tersebut kita harus tetap mewaspadai adanya kemungkinan kanker lambung pada pasien dengan krluhan sakit maag tersebut.
Riwayat obat-obatan terutama penggunakan obat rematik atau obat-obatan untuk menghilangkan rasa nyeri terutama nyeri sendi juga harus dicurigai sebagai penyebab dari keluhan sakit maag yang timbul. Selain itu sering juga akibat penggunakaan obat sakit kepala yang rutin juga bisa membuat masalah di lambung dan menyebabkan kelainan organik. Obat pengencer darah yang juga sering digunakan oleh pasien dengan penyakit jantung koroner seperti asam asetil salisilat juga bisa menyebabkan masalah pada lambung.
Kuman Helicobacter pylori merupakan kuman yang juga harus dipikirkan sebagai penyebab seseorang mengalami sakit maag tersebut. Kuman Helicobacter pylori ini merupakan satu-satunya kuman yang hidup dilambung dan jika kuman ini hidup didalam lambung kita, keberadaan kuman ini akan membuat masalah. Kelainan yang timbul akibat adanya kuman didalam lambung ini cukup bervariasi dari tanpa keluhan, adanya merah-merah pada dinding dalam lambung, tukak pada lambung dan usus dua belas jari. Bahkan adanya kuman ini dapat menyebabkan tumor pada lambung. Berbeda dengan kuman pecernaan lainnya kuman Helicobater pylori ini bisanya tidak menyebab keluhan dan setelah bertahun-tahun dilambung baru menimbulkan masalah. Oleh karena itu adanya kuman ini harus selalu dipastikan apabila seseorang mengalami masalah dengan sakit maagnya.
Apabila seseorang mengalami sesuatu yang tidak beres pada daerah ulu hatinya maka, yang juga harus dipikirkan adalah apakah ada keluhan lain yang sering kita sebut tanda bahaya (alarm symptom) pada seseorang tersebut. Tanda bahaya yang harus diperhatikan antara lain selain nyeri di ulu hati apakah ada keluhan buang air besar yang hitam, keluhan muntah-muntah apalagi dengan keluhan muntah darah, berat badan turun tanpa sebab yang jelas, dan adanya lemas disertai pucat. Selain itu jika seseorang merasakan keluhan nyeri ulu hati tersebut pertama kali pada saat sudah berusia lebih dari 45 tahun maka sakit maag yang dialami saat ini harus dipikirkan karena penyebabnya organik.
Selain gangguan pada saluran pencernaan atas keluhan sakit pada daerah ulu hati tersebut dapat disebabkan oleh penyakit lain antara lain adanya kelainan pada kandung empedu baik berupa pasir-pasir, batu atau hanya berupa radang pada kandung empedu juga bisa menimbulkan keluhan didaerah ulu hati. Beberapa kali penulis mendapatkan pasien yang sudah diobati oleh dokter lain sebagai sakit maag biasa ternyata saat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi ternyata ditemukan adanya batu pada kandung empedu. Tentunya setelah masalah batu empedunya diobati keluhan sakit maagnya menjadi berkurang. Berbagai penyakit kronis lain seperti Diabetes Mellitus (DM) penyakit gondok berupa kelainan peningkatan hormone gondok bisa menyebabkan gangguan pada maag pasien tersebut. Penyakit pada pencernaan lain seperti gangguan liver adanya gangguan penyerapan pada makanan (malabsorbsi) juga bisa menimbulkan keluhan pada lambungnya.
Makanan dan minuman yang harus dihindari adalah:
a.Makanan dan minuman yang banyak mengandung gas dan terlalu banyak serat, antara lain sayuran tertentu (sawi, kol), buah-buahan tertentu (nangka, pisang ambon), makanan berserat tertentu (kedondong, buah yang dikeringkan), minuman yang mengandung gas (seperti minuman bersoda).
b.Minuman yang merangsang pengeluaran asam lambung antara lain : kopi, minuman beralkohol 5-20%, anggur putih, sari buah sitrus, susu.
c.Makanan yang sulit dicerna yang dapat memperlambat pengosongan lambung. Karena hal ini dapat   menyebabkan peningkatan peregangan di lambung yang akhirnya dapat meningkatkan asam lambung antara lain makanan berlemak, kue tart, coklat dan keju.
d.Makanan yang secara langsung merusak dinding lambung yaitu makanan yang mengandung cuka dan pedas, merica dan bumbu yang merangsang.
e.Makanan yang melemahkan klep kerongkongan bawah sehingga menyebabkan cairan lambung dapat naik ke kerongkongan antara lain alkohol, coklat, makanan tinggi lemak, gorengan.
Kegiatan yang meningkatkan gas didalam lambung juga harus dihindarkan antara lain makan permen khususnya permen karet serta merokok.
Gejala – gejala sakit maag
Sakit mag pada umumnya merupakan hal yang banyak dijumpai pada masyarakat dari berbagai usia, profesi, maupun lapisan masyarakat. Sebagian besar masyarakat pernah mendengar dan mengetahui pencetus terjadinya sakit mag seperti terlambat makan, makan tidak teratur, makanan atau minuman yang merangsang produksi asam lambung, serta stress.
Meski demikian, mungkin banyak dari kita yang belum sepenuhnya memahami gejala-gejala sakit maag. Rasa Perih pada lambung/pada ulu hati merupakan hal yang sering disebut sebagai sakit mag. Faktanya, gejala sakit mag tersebut tidak harus terasa perih dulu. rasa tidak nyaman pada lambung/ulu hati yang dibarengi dengan mual atau kembung dan sering sendawa atau cepat merasa kenyang juga merupakan gejala sakit mag.
Sakit maag biasa disebut dyspepsia yaitu gejala-gejala kelebihan asam lambung. Saat tingkat asam lambung meningkat, maka lambung akan mengalami gejala Kembung dan sendawa. Gejala yang terjadi karena essensi dari sakit maag ini adalah adanya peningkatan asam lambung yang berlebihan menghasilkan gelembung-gelembung gas di dalam lambung sehingga seseorang merasakan kembung.
Rasa penuh pada perut atau yang biasa disebut sebah atau begah juga merupakan gejala sakit mag yang sering kali tidak disadari. Hal ini bisa dirasakan pada saat sebelum maupun sesudah makan. Penyebabnya juga asam lambung yang berlebihan.
Selain rasa kembung, mual, rasa penuh pada perut atu sebah dan begah, ada juga gejala lain yang sering kali tidak disadari sebagai gejala sakit mag. Gejala tersebut adalah rasa pahit yang dirasakan di mulut. Rasa pahit ini timbul karena asam lambung yang berlebihan mendorong naik ke kerongkongan sehingga kadang kala timbul rasa asam ataupun pahit pada kerongkongan dan mulut.
Dengan demikian, bila anda merasakan gejala-gejala seperti mual, kembung, sebah atau begah, maupun rasa pahit di lidah, walaupun anda tidak merasakan rasa perih pada lambung, bisa jadi anda mengalami gejala sakit mag akibat asam lambung yang berlebih. Oleh karena itu, makan teratur dan menghindari faktor pencetus terjadinya sakit mag merupakan hal yang sangat penting untuk mencegah terjadinya sakit mag.
Berikut penjelasan lebih dalam tentang gejala2 tersebut :

Sendawa
Sendawa (burping/belching) adalah keluarnya gas dari saluran cerna (kerongkongan dan lambung) ke mulut yang disertai adanya suara dan kadang-kadang bau.
Timbulnya suara tersebut disebabkan oleh getaran udara / gas pada katub kerongkongan saat keluarnya gas. Hal ini merupakan hal yang sangat umum bisa terjadi pada siapa saja, dan merupakan usaha untuk melepaskan udara yang terperangkap di lambung yang biasanya menimbulkan ketidak nyamanan di saluran cerna.
Penyebab sendawa:
- Makan/minum terlalu cepat
- Menelan udara
- Minum minuman berkarbonasi
- Obat-obatan tertentu seperti metformin
- Orang yang sedang cemas
- Jika disertai gejala-gejala dispepsia merupakan salah satu tanda penyakit maag
Selain karena banyaknya gas yang terperangkap di lambung sendawa juga dapat disebabkan karena kebiasaan semata. Untuk beberapa orang sendawa dianggap sebagai suatu cara untuk mengurangi ketidaknyamanan di perut walaupun bukan karena peningkatan kadar gas.
Sendawa tidak sesederhana yang dipikirkan, namun berhubungan erat dengan koordinasi beberapa aktivitas. Laring harus selalu tertutup supaya cairan ataupun makanan yang naik dari lambung tidak masuk ke paruparu. Saat menelan laring terangkat secara otomatis dan sejalan dengan itu katup kerongkongan atas terbuka sehingga mempermudah gas keluar dari kerongkongan ke tenggorokan.Katup kerongkongan bawah juga terbuka sehingga gas dapat naik dari lambung ke kerongkongan. Saat itu semua terjadi diafragma turun ketika menarik nafas. Terjadi peningkatan tekanan di rongga perut dan penurunan tekanan di rongga dada yang menyebabkan keluarnya udara dari lambung (di rongga perut) ke kerongkongan (di rongga dada).
Jika rasa tidak nyaman di perut bukan karena peningkatan gas , sendawa tidak menyelesaikan masalah. Jika demikian berarti ada hal lain di perut yang perlu ditatalaksana dan harus dicari penyebabnya. Sendawa merupakan suatu gejala yang bisa disebabkan oleh penyakit di saluran cerna dan kondisi yang menyebabkan ketidaknyamanan di rongga perut.
Kembung
Untuk memahami kembung ada 2 hal yang harus diketahui:
1.    Gejala/bloating: merupakan perasaan (subyektif) perut seperti lebih besar dari normal, jadi merupakan suatu tanda atau gejala ketidaknyamanan, merupakan hal yang lebih ringan dari distention.
2.    Tanda/distention: merupakan hasil pemeriksaan fisik (obyektif) dimana didapatkan bahwa perut lebih besar dari normal, bisa didapatkan dari observasi saat menggunakan baju jadi  kesempitan dan lambung jelas lebih besar dari biasanya
Ada 3 hal yang dapat menyebabkan membesarnya ukuran perut dan harus dibedakan, yaitu air,udara, dan jaringan dalam perut.

Kembung dibedakan menjadi 2 bagian yaitu:
1.    Berkelanjutan, biasanya akibat adanya massa atau pembesaran organ dalam perut seperti tumor, cairan (asites), atau jaringan lemak (kegemukan)
2.    Sementara/hilang timbul , yang berhubungan dengan peningkatan gas atau cairan dalam lambung, usus halus maupun usus besar.
Penyebab kembung:
1.    Produksi gas yang berlebihan
Produksi gas yang berlebihan biasanya disebabkan oleh bakteri, melalui 3 mekanisme. Pertama, jumlah gas yang dihasilkan oleh setiap individu tidak sama sebab ada bakteri tertentu yang menghasilkan banyak gas sementara yang lainnya tidak. Kedua, makanan yang sulit dicerna dan diabsorbsi di usus halus menyebabkan banyaknya makanan yang sampai di usus besar sehingga makanan yang harus dicerna bakteri akan bertambah dan gas yang dihasilkan bertambah banyak. Contohnya adalah pada kelainan intoleransi laktosa, sumbatan pancreas, dan saluran empedu. Ketiga, karena keadaan tertentu bakteri tumbuh dan berkembang di usus halus dimana biasanya seharusnya di usus besar. Biasanya hal ini berpotensi meningkatkan flatus (buang angin/kentut)
2.    Sumbatan mekanis
Sumbatan dapat terjadi di sepanjang lambung sampai rectum, jika bersifat sementara dapat menyebabkan kembung yang bersifat sementara. Contohnya adalah adanya parut di katub lambung yang dapat mengganggu aliran dari lambung ke usus.  Sesudah makan makanan bersama udara tertelan, kemudian setelah 1-2 jam lambung mengeluarkan asam dan cairan dan bercampur dengan makanan untuk membantu pencernaan. Jika terdapat sumbatan yang tidak komplit makan makanan dan hasil pencernaan dapat masuk ke usus dan dapat mengatasi kembung. Selain itu kondisi feces yang terlalu keras juga dapat menjadi sumbatan yang dapat memperparah kembung.
3.    Sumbatan fungsional
Yang dimaksud sumbatan fungsional adalah akibat kelemahan yang tejadi pada  otot lambung dan usus sehingga gerakan dari saluran cerna tidak baik yang menyebabkan pergerakan makanan menjadi lambat sehingga terjadi kembung. Hal ini bisa terjadi pada penyakit gastroparesis, irritable bowel syndrome(IBS) dan Hirschprung's. Selain itu faktor makanan seperti lemak juga akan memperlambat pergerakan makanan, gas, dan cairan ke saluran cerna bawah yang juga berakibat kembung. Serat yang digunakan untuk mengatasi sembelit juga dapat menyebabkan kembung tanpa adanya peningkatan jumlah gas, namun adanya kembung ini disebabkan oleh melambatnya aliran gas ke usus kecil akibat serat.
4.    Hipersensitifitas saluran cerna
Beberapa orang ada yang memang hipersensitif terhadap kembung , mereka merasakan kembung padahal  jumlah makanan, gas, dan cairan di saluran cerna dalam batas normal, biasanya bila mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak.
Flatus/Kentut
Flatus merupakan keluarnya gas dalam saluran cerna melalui anus yang bersumber dari udara yang tertelan atau hasil produksi dari bakteri. Namun terjadinya flatus lebih sering diakibatkan oleh produksi dari bakteri di saluran cerna  atau usus besar berupa hidrogen dan atau methan pada keadaan banyak mengkonsumsi kandungan gula dan polisakarida. Contoh gula adalah seperti laktosa (gula susu) , sorbitol sebagai pemanis rendah kalori, dan fruktosa pemanis yang biasanya digunakan pada permen dan minuman.

Zat tepung  juga sering menjadi sumber gas, kandungan polisakarida dari gandum, kentang, jagung dan beras. Beras menghasilkan gas yang relatif lebih sedikit dibanding yang lainnya. Zat tepung dari padi-padian yang belum diproses menyebabkan lebih banyak gas dibandingkan dengan biji-bijian yang sudah mengalami proses karena kandungan seratnya masih utuh, dimana serat merupakan bahan yang tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan namun akan dimetabolisme oleh bakteri sehingga menghasilkan gas.

Banyak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan  yang mengandung selulosa tidak menghasilkan banyak gas sebab selulosa  dimetabolisme sedikit oleh bakteri, kecuali jika buah atau sayuran tersebut mengandung lebih banyak gula atau polisakarida dibanding selulosa. Gas tertelan dalam jumlah wajar tidak dapat dihindari dan gas dari hasil produksi bakteri juga akan terus berlangsung namun secara fisiologis gas itu akan dikeluarkan dari saluran cerna melalui flatus dengan mekanisme kontraksi otot usus untuk menghindari menumpuknya gas di saluran cerna. Gas juga dapat diserap ke aliran darah dan akan dikeluarkan melalui pernafasan.

Gas tertelan dalam jumlah wajar tidak dapat dihindari dan gas dari hasil produksi bakteri juga akan terus berlangsung namun secara fisiologis gas itu akan dikeluarkan dari saluran cerna melalui flatus dengan mekanisme kontraksi otot usus untuk menghindari menumpuknya gas di saluran cerna. Gas juga dapat diserap ke aliran darah dan akan dikeluarkan melalui pernafasan.
Diagnosis Sendawa Kembung, dan Flatus
Untuk mengatasi sendawa, kembung dan flatus beberapa hal yang harus diteliti adalah:
•    Riwayat penyakit
Jika kembung berkesinambungan pembesaran organ dalam abdomen, cairan abdomen, tumor, atau kegemukan mungkin menjadi penyebabnya. Jika kembung terjadi bersamaan dengan meningkatnya flatus hal ini biasanya disebabkan oleh aktifitas bakteri. Riwayat diet seperti susu atau olahan susu, sorbitol, laktosa, kemungkinan tidak tercernanya gula dengan baik dapat juga menyebabkan kembung.
•    Pemeriksaan dengan sinar X
•    Pemeriksaan pengosongan lambung
•    USG, CT scan, dan MRI
•    Test Gangguan penceraan dan gangguan penyerapan
•    Test nafas dengan hidrogen dan methan
 Mengatasi Sendawa Kembung, dan Flatus     
Untuk  mengatasi peningkatan gas dalam saluran cerna tergantung dari penyebabnya. Jika peningkatan gas disebabkan oleh sakit maag maka penyakitnya sendiri harus diatasi dulu. Selain itu pemberian simeticone juga mampu mengatasi gas.
Jika akibat konsumsi gula yang berlebihan seperti laktosa, sorbitol, dan fruktosa dapat diatasi dengan menghindari bahan tersebut dari diet sehari-hari. Jika akibat intoleransi laktosa dapat ditambahkan enzim sehingga laktosa dapat dimetabolisme dengan baik.
Minum yoghurt dengan kandungan laktosa yang sebagian dapat dicerna oleh bakteri juga mengasilkan gas yang lebih sedikit dibanding susu.

Pertumbuhan bakteri yang berlebihan biasanya diterapi dengan pemberian antibiotik. Namun terapi ini kurang efektif dan bersifat sementara, dapat juga dengan pemberian probiotik
I. Defenisi Gastritis
Gastritis adalah imflamasi (pembengkakan) dari mukosa lambung. Inflamasi ini mengakibatkan sel darah putih menuju ke dinding lambung sebagai respon terjadinya kelainan pada bagian tersebut. Bedasarkan pemeriksaan endoskopi ditemukan eritema mukosa, sedangkan hasil foto memperlihatkan iregularitas mukosa.
Gastritis terbagi dua, yaitu:
1). Gastritis akut
Merupakan kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan tanda dan gejala yang khas. Biasanya ditemukan sel inflamasi akut dan neutrofil.
Jenisnya adalah: gastritis stress akut, gastritis erosive kronis, gastritis eosinofilik, gastritis bakterialis.
2). Gastitis kronik
Penyebabnya tidak jelas, sering bersifat multifaktor  dengan perjalanan kilnik bervariasi. Kelainan ini berkaitan erat dengan infeksi H. pylori.
Jenisnya adalah: gastritis sel plasma, penyakit meniere.(1, 5)
II. Etiologi Gastritis
A. Gastritis akut
Gastritis stress akut, merupakan jenis Gastritis yang paling berat, yang disebabkan oleh penyakit berat atau trauma (cedera) yang terjadi secara tiba-tiba.
Gastitis erosif kronis, bisa merupakan akibat dari :
•    iritan seperti obat-obatan, terutama aspirin dan obat anti peradangan lain
•    penyakit Crohn
•    infeksi virus atau bakteri
Gastritis esinofilik, terjadi akibat dari reaksi alergi terhadap infestasi cacing gelang. Eosinofil (sel darah putih) terkumpul di dinding lambung.
Umumnya  yang menjadi penyebab penyakit ini, antara lain:
•    Obat-obatan: Aspirin, obat anti inflamasi nonsteroid (AINS)
•    Alkohol
•    Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung: trauma, stress, sepsis.
Secara makroskopik terdapat lesi erosi mukosa dengan lokasi berbeda. Jika ditemukan pada korpus dan fundus, biasanya disebabkan stress.
B. Gastritis kronik
1.    Gastritis sel plasma, merupakan Gastritis yang penyebabnya tidak diketahui. Sel plasma (salah satu jenis sel darah putih) terkumpul di dalam dinding lambung dan organ lainnya.
2.    Penyakit meniere, merupakan jenis gastritis yang pnyebabnya tidak diketahui. Dinding lambung menjadi tebal, lipatannya menebal, kelenjarnya membesar dan memiliki kista yang terisi cairan. Sekitar 10% penderita penyakit ini menderita kanker lambung.
Jadi umumnya pada gastritis kronik penyebabnya berhubungan dengan Helicobacter pylori.
III. Manifestasi Klinik Gastritis
A. Gastritis akut
1.    Gastritis stress akut, penyebabnya (misalnya penyakit berat, luka bakar atau cedera) biasanya menutupi gejala-gejala lambung, tetapi perut sebelah atas terasa tidak enak. Segera setelah cedera, timbul memer kecil dilapisan lambung. Dalam beberapa jam memar ini bias berubh menjadi ulkus. Ulkus dan Gastritis bias menghilang apabila penderita sembuh dengan cepat dari cideranya. Apabila tidak sembuh 2-5 hari maka akan terjadi pendarahan, cairan lambung akan bewarna kemerahan dan tekanan darah akan turun.
2.    Gastitis erosif kronis , berupa mual ringan dan nyeri di perut sebelah atas. Tetapi banyak penderita (misalnya memakai aspirin jangka panjang) tidak merasa nyeri. Penderit lainnya merasakan gejala yang mirip ulkus, yaitu nyeri ketika perut kosong. Jika Gastritis manyebabkan pendarahan dari ulkus lambung, gejalanya bias berupa tinja bewarna kehitaman seperti aspal atau muntah darah dan makanan yang nenyerupai endapan kopi.
3.    Gastritis esinofilik, nyeri perut atau muntah bias disebabkan oleh penyempitan atau penyumbatan ujung saluran lambung yang menuju ke usus dua belas jari.
Sindrom dyspepsia berupa nyeri berupa nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah, merupakan satu keluhan yang sering muncul. Ditemukan pula pendarahan saluran cerna berupa hematemesis dan melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca pendarahan.
B. Gastritis kronik
1.    Gastritis sel plasma, nyeri perut dan muntah bias terjadi bersamaan dengan timbulnya ruam di kulit dan diare.
2.    Penyakit meniere, nyeri lambung disertai hilangnya nafsu makan, mual, muntah dan penurunan berat badan. Penimbunan cairan dan pembengkakan jaringan bisa disebabkan karena hilangnya protein dari lapisan lambung yang meradang. Protein yang hilang ini bercampur dengan isi lambung yang dibuang dari tubuh.
Kebanyakan pasien pada kasus gastritis kronik tidak mempunyai keluhan. Hanya sebagian kecil yang mendapat gejala diatas.
B. GASTROENTERITIS
I. Definisi Gastroenteritis
Gastroenetritis adalah istilah umum untuk berbagai macam keadaan yang biasanya disebabkan oleh infeksi dan menimbulkan gejala-gejala berupa hilangnya nafsu makan, mual, muntah, diare ringan sampai berat dan rasa tidak enak di perut.
Elektrolit, terutama natrium dan kalium ikut hilang bersama dengan hilangnya cairan tubuh.
Terganggunya keseimbangan elektrolit dalam tubuh dapat menyebabkan dehidrasi yang bisa berakibat fatal, apalagi dalam keadaan sakit yang berat, baik pada orang tua maupun anak-anak.
II.Penyebab/ etiologi Gastroenteritis
Wabah diare pada bayi, anak-anak dan dewasa biasanya disebabkan oleh mikroorganisme yang menyebar melalui air atau makanan yang sudah tercemar oleh tinja yang terinfeksi. Infeksi juga bisa ditularkan dari orang ke orang, yaitu bila seorang penderita diare tidak mencuci tangannya dengan bersih, setelah dia buang air besar.
Infeksi oleh bakteri Salmonella, bisa diperoleh karena menyentuh binatang melata (misalnya iguana atau kura-kura) kemudian meamasukan tangannya ke dalam mulut. Bakteri tertentu menghasilkan racun (toksin) yang menyebabkan sel-sel di dinding usus mengeluarkan air dan elektrolit. Salah satu racun menyebabkan diare cair yang merupakan salah satu gejala dari kolera.
Toksin yang diproduksi oleh Escherica coli (E.coli) menyebabkan traveller’s diarrhea (diare yang dialami oleh orang-orang yang mengadakan perjalanan ke luar kota/luar negeri) dan wabah diare di rumah sakit. Beberapa bakteri, seperti strain dari E.coli, Campylobacter, Shigella dan Salmonella (termasuk yang menyebabkan demam tifoid), menyusup ke dalam lapisan usus.
Mereka merusak sel-sel dibawahnya, menyebabkan tukak (luka terbuka, borok) kecil yang bisa mengalami perdarahan dan menyebabkan keluarnya cairan yang mengandung protein, elektrolit dan air. Selain bakteri, beberapa virus seperti virus Norwalk dan virus Coxsackie juga menyebabkan gastroenteritis.
Selama musim dingin, di negara-negara beriklim sedang, rotavirus menyebabkan kebanyakan kasus diare yang serius pada bayi dan anak yang baru belajar berjalan. Parasit usus tertentu, terutama Giardia lamblia, juga dapat menempel atau menyusup ke dalam lapisan usus dan menyebabkan mual, muntah, diare dan tidak enak badan.
Penyakitnya disebut Giardiasis, lebih sering ditemukan di daerah beriklim dingin, seperti di Rocky Mountains, Amerika Serikat bagian utara dan di Eropa utara. Bila penyakit ini menetap, maka tubuh akan mengalami gangguan penyerapan makanan dan terjadilah sindroma malabsorbsi. Parasit usus lainnya, Cryptosporidium, menyebabkan diare cair yang kadang-kadang disertai dengan kram perut, mual dan muntah.
Pada orang dengan kondisi kesehatan yang baik, penyakit ini biasanya ringan, tapi pada orang dengan gangguan kekebalan tubuh, infeksi ini bisa berat dan berakibat fatal. Giardia dan Cryptosporidium paling sering ditularkan melalui air yang tercemar.
Gastroenteritis juga bisa disebabkan oleh termakannya racun kimia dalam  makanan laut, tumbuh-tumbuhan (jamur dan kentang) atau makanan yang tercemar. Intoleransi laktosa merupakan suatu keadaan dimana tubuh tidak mampu mencerna dan menyerap gula susu (laktosa), juga bisa menyebabkan gastroenteritis. Gejalanya sering timbul setelah minum susu dan kadang disalah-artikan sebagai alergi terhadap susu. Menelan logam berat secara tidak sengaja (misalnya arsen, timah hitam, air raksa atau kadmium) di dalam air atau makanan, bisa secara tiba-tiba menyebabkan mual, muntah dan diare.
Beberapa obat, termasuk antibiotik juga bisa menyebabkan kram perut dan diare.
III.Gejala/ Manifestasi Klinik Gastroenteritis
Jenis dan beratnya gejala tergantung dari jenis dan banyaknya mikroorganisme atau racun yang tertelan. Gejalanya juga bervariasi tergantung dari daya tahan tubuh seseorang. Gejala biasanya dimulai secara tiba-tiba, yaitu berupa kehilangan nafsu makan, mual atau muntah. Bising usus meningkat (perut keroncongan), kram perut dan diare dengan atau tanpa darah dan lendir. Terkumpulnya gas di dalam usus menyebabkan rasa sakit. Penderita juga bisa mengalami demam, tidak enak badan dan kelelahan yang berlebihan. Muntah dan diare yang hebat dapat mengakibatkan dehidrasi dan penurunan tekanan darah, sehingga terjadi syok.
Keadaan ini juga menyebabkan tubuh kehilangan kalium, sehingga kadarnya dalam darah menurun (hipokalemia). Juga terjadi penurunan kadar natrium dalam darah (hiponatremia), terutama jika penderita menggantikan kehilangan cairan dengan meminum larutan yang hanya mengandung sedikit atau bahkan tidak mengandung garam, misalnya air putih dan teh.
C. DISPEPSIA
I.Definisi Dispepsia
Dispepsia merupakan salah satu gangguan pada saluran penceranaan, khususnya lambung. Dispepsia dapat berupa rasa nyeri atau tidak enak di perut bagian tengah keatas. Rasa nyeri tidak menentu, kadang menetap atau kambuh. Dispepsia umumnya diderita oleh kaum produktif dan kebanyakan penyebabnya adalah pola atau gaya hidup tidak sehat. Gejalanya pun bervariasi mulai dari nyeri ulu hati, mual-muntah, rasa penuh di ulu hati, sebah, sendawa yang berlebihan bahkan bisa menyebabkan diare dengan segala komplikasinya.
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab timbulnya dispepsia, yaitu pengleuaran asam lambung berlebih, pertahanan dinding lambung yang lemah, infeksi Helicobacter pylori (sejenis bakteri yang hidup di dalam lambung dalam jumlah kecil), gangguan gerakan saluran pencernaan, dan stress psikologis (Ariyanto, 2007).
Terkadang dispepsia dapat menjadi tanda dari masalah serius, contohnya penyakit ulkus lambung yang parah. Tak jarang, dispepsia disebabkan karena kanker lambung, sehingga harus diatasi dengan serius. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan bila terdapat salah satu dari tanda ini, yaitu:
•    Usia 50 tahun keatas
•    Kehilangan berat badan tanpa disengaja
•    Kesulitan menelan
•    Terkadang mual-muntah
•    Buang air besar tidak lancar
•    Merasa penuh di daerah perut (Bazaldua, et al, 1999)
Secara umum dispepsia terbagi menjadi dua jenis, yaitu dispepsia organik dan dispepsia nonorganik atau dispesia fungsional. Dispepsia organik jarang ditemukan pada usia muda, tetapi banyak ditemukan pada usia lebih dari 40 tahun (Richter cit Hadi, 2002). Dispepsia dapat disebut dispepsia organik apabila penyebabnya telah diketahui secara jelas. Dispepsia fungsional atau dispepsia non-organik, merupakan dispepsia yang tidak ada kelainan organik tetapi merupakan kelainan fungsi dari saluran makanan (Heading, Nyren, Malagelada cit Hadi, 2002).
Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebabnya. Sindroma dispepsi organik terdapat kelainan yang nyata terhadap organ tubuh misalnya tukak (luka) lambung, usus dua belas jari, radang pankreas, radang empedu, dan lain-lain.
Dispepsia nonorganik atau dispepsia fungsional, atau dispesia nonulkus (DNU), bila tidak jelas penyebabnya. Dispepsi fungsional tanpa disertai kelainan atau gangguan struktur organ berdasarkan pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi, dan endoskopi (teropong saluran pencernaan).
Definisi lain, dispepsia adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau dada, yang sering dirasakan sebagai adanya gas, perasaan penuh atau rasa sakit atau rasa terbakar di perut. Setiap orang dari berbagai usia dapat terkena dispepsia, baik pria maupun wanita. Sekitar satu dari empat orang dapat terkena dispepsia dalam beberapa waktu (Bazaldua, et al, 1999)
II. Etiologi Dispepsia
Seringnya, dispepsia disebabkan oleh ulkus lambung atau penyakit acid reflux. Jika anda memiliki penyakit acid reflux, asam lambung terdorong ke atas menuju esofagus (saluran muskulo membranosa yang membentang dari faring ke dalam lambung). Hal ini menyebabkan nyeri di dada. Beberapa obat-obatan, seperti obat anti-inflammatory, dapat menyebabkan dispepsia. Terkadang penyebab dispepsia belum dapat ditemukan.
Penyebab dispepsia secara rinci adalah:
•    Menelan udara (aerofagi)
•    Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung
•    Iritasi lambung (gastritis)
•    Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis
•    Kanker lambung
•    Peradangan kandung empedu (kolesistitis)
•    Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya)
•    Kelainan gerakan usus
•    Stress psikologis, kecemasan, atau depresi
•    Infeksi Helicobacter pylory
III. Manifestasi Klinis Dispepsia
Klasifikasi klinis praktis, didasarkan atas keluhan/gejala yang dominan, membagi dispepsia menjadi tiga tipe :
a. Dispepsia dengan keluhan seperti ulkus (ulkus-like dyspepsia), dengan gejala:
•    Nyeri epigastrium terlokalisasi
•    Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasid
•    Nyeri saat lapar
•    Nyeri episodik
b. Dispepsia dengan gejala seperti dismotilitas (dysmotility-like dyspesia), dengan gejala:
•    Mudah kenyang
•    Perut cepat terasa penuh saat makan
•    Mual
•    Muntah
•    Upper abdominal bloating (bengkak perut bagian atas)
•    Rasa tak nyaman bertambah saat makan
c. Dispepsia nonspesifik (tidak ada gejala seperti kedua tipe di atas) (Mansjoer, et al, 2007).
Sindroma dispepsia dapat bersifat ringan, sedang, dan berat, serta dapat akut atau kronis sesuai dengan perjalanan penyakitnya. Pembagian akut dan kronik berdasarkan atas jangka waktu tiga bulan.
Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada mungkin disertai dengan sendawa dan suara usus yang keras (borborigmi). Pada beberapa penderita, makan dapat memperburuk nyeri; pada penderita yang lain, makan bisa mengurangi nyerinya.
Gejala lain meliputi nafsu makan yang menurun, mual, sembelit, diare dan flatulensi (perut kembung).
Jika dispepsia menetap selama lebih dari beberapa minggu, atau tidak memberi respon terhadap pengobatan, atau disertai penurunan berat badan atau gejala lain yang tidak biasa, maka penderita harus menjalani pemeriksaan.
D. ULKUS PEPTIKUM
I.Definisi Ulkus Peptikum
Ulkus peptikum merupakan keadaan di mana kontinuitas mukosa lambung terputus dan meluas sampai di bawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas sampai ke bawah epitel disebut erosi, walaupun seringkali dianggap juga sebagai tukak.(misalnya tukak karena stress). Tukak kronik berbeda denga tukak akut, karena memiliki jaringan parut pada dasar tukak. Menurut definisi, tukak peptik dapat ditemukan pada setiap bagian saluran cerna yang terkena getah asam lambung, yaitu esofagus, lambung, duodenum, dan setelah gastroduodenal, juga jejunum. Walaupun aktivitas pencernaan peptic oleh getah lambung merupakan factor etiologi yang penting, terdapat bukti bahwa ini hanya merupakan salah satu factor dari banyak factor yang berperan dalam patogenesis tukak peptic.
II.Etiologi Ulkus Peptikum
Etiologi ulkus peptikum kurang dipahami, meskipun bakteri gram negatif H. Pylori telah sangat diyakini sebagai factor penyebab. Diketahui bahwa ulkus peptik terjadi hanya pada area saluran GI yang terpajan pada asam hidrochlorida dan pepsin. Penyakit ini terjadi dengan frekuensi paling besar pada individu antara usia 40 dan 60 tahun. Tetapi, relatif jarang pada wanita menyusui, meskipun ini telah diobservasi pada anak-anak dan bahkan pada bayi. Pria terkenal lebih sering daripada wanita, tapi terdapat beberapa bukti bahwa insiden pada wanita hampir sama dengan pria. Setelah menopause, insiden ulkus peptikum pada wanita hampir sama dengan pria. Ulkus peptikum pada korpus lambung dapat terjadi tanpa sekresi asam berlebihan
Predisposisi :
Upaya masih dilakukan untuk menghilangkan kepribadian ulkus. Beberapa pendapat mengatakan stress atau marah yang tidak diekspresikan adalah factor predisposisi. Ulkus nampak terjadi pada orang yang cenderung emosional, tetapi apakah ini factor pemberat kondisi, masih tidak pasti. Kecenderungan keluarga yang juga tampak sebagai factor predisposisi signifikan. Hubungan herediter selanjutnya ditemukan pada individu dengan golongan darah lebih rentan daripada individu dengan golongan darah A, B, atau AB. Factor predisposisi lain yang juga dihubungkan dengan ulkus peptikum mencakup penggunaan kronis obat antiinflamasi non steroid(NSAID). Minum alkohol dan merokok berlebihan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa ulkus lambung dapat dihubungkan dengan infeksi bakteri dengan agens seperti H. Pylori. Adanya bakteri ini meningkat sesuai dengan usia. Ulkus karena jumlah hormon gastrin yang berlebihan, yang diproduksi oleh tumor(gastrinomas-sindrom zolinger-ellison)jarang terjadi. Ulkus stress dapat terjadi pada pasien yang terpajan kondisi penuh stress.
III. Manifestasi klinis Ulkus Peptikum
Gejala-gejala ulkus dapat hilang selama beberapa hari, minggu, atau beberapa bulan dan bahkan dapat hilang hanya sampai terlihat kembali, sering tanpa penyebab yang dapat diidentifikasi. Banyak individu mengalami gejala ulkus, dan 20-30% mengalami perforasi atau hemoragi yang tanpa adanya manifestasi yang mendahului.
§ Nyeri : biasanya pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti tertusuk atau sensasi terbakar di epigastrium tengah atau di punggung. Hal ini diyakini bahwa nyeri terjadi bila kandungan asam lambung dan duodenum meningkat menimbulkan erosi dan merangsang ujung saraf yang terpajan. Teori lain menunjukkan bahwa kontak lesi dengan asam merangsang mekanisme refleks local yang mamulai kontraksi otot halus sekitarnya. Nyeri biasanya hilang dengan makan, karena makan menetralisasi asam atau dengan menggunakan alkali, namun bila lambung telah kosong atau alkali tidak digunakan nyeri kembali timbul. Nyeri tekan lokal yang tajam dapat dihilangkan dengan memberikan tekanan lembut pada epigastrium atau sedikit di sebelah kanan garis tengah.
Beberapa gejala menurun dengan memberikan tekanan local pada epigastrium:
•    Pirosis(nyeri uluhati) : beberapa pasien mengalami sensasi luka bakar pada esophagus dan lambung, yang naik ke mulut, kadang-kadang disertai eruktasi asam. Eruktasi atau sendawa umum terjadi bila lambung pasien kosong.
•    Muntah : meskipun jarang pada ulkus duodenal tak terkomplikasi, muntah dapat menjadi gejala ulkus peptikum. Hal ini dihubungkan dengan pembentukan jaringan parut atau pembengkakan akut dari membran mukosa yang mengalami inflamasi di sekitarnya pada ulkus akut. Muntah dapat terjadi atau tanpa didahului oleh mual, biasanya setelah nyeri berat yang dihilangkan dengan ejeksi kandungan asam lambung.
•    Konstipasi dan perdarahan : konstipasi dapat terjadi pada pasien ulkus, kemungkinan sebagai akibat dari diet dan obat-obatan. Pasien dapat juga datang dengan perdarahan gastrointestinal sebagian kecil pasien yang mengalami akibat ulkus akut sebelumnya tidak mengalami keluhan, tetapi mereka menunjukkan gejala setelahnya.
•   
E. ULKUS DUODENUM
F. KANKER LAMBUNG
I.Definisi Kanker Lambung
Kanker lambung lebih banyak menyerang lelaki. Kanker lambung bisa tumbuh di semua bagian dari lambung dan bahkan bisa menyebar ke organ-organ tubuh yang lain. Sebenarnya ada tiga macam kanker lambung, yang diklasifikasikan berdasarkan dari jaringan mana pertumbuhan sel kanker berasal.
Kasus terbanyak (95%) adalah kanker jenis adenocarcinoma, berasal dari jaringan kelenjar di lambung. Jenis kanker yang kedua adalah lymphomas, yang berkembang dari jaringan kelenjar limfe, dan yang ketiga sarcoma yang berkembang dari jaringan penghubung seperti otot, lemak, dan pembuluh darah. Seperti halnya kanker yang lain, kanker lambung mudah disembuhkan jika ketahuan pada stadium dini. Sayangnya gejala pada stadium dini tidak spesifik.
II.Etiologi Kanker Lambung
Penyebab yang pasti sampai sekarang belum diketahui, tapi para ahli percaya kebanyakan kasus kanker lambung disebabkan oleh karsinogen nitrat. Substansi ini banyak ditemukan dalam makanan, terutama daging ternak, yang dimasak dengan cara dikeringkan, diasap, digarami atau diberi asam.
Karsinoget tersebut menyebabkan kesalahan pada kode genetik yang mengontrol pertumbuhan dan perbaikan sel di lambung. Infeksi Helicobacter pylori (bakteri penyebab bisul) pada lambung mempertinggi resiko untuk terjangkit kanker.
Kanker lambung pada stadium dini hanya menimbulkan gejala yang kurang spesifik. Mungkin cuma mual, rasa nggak nyaman dan perut membesar setelah makan, kehilangan nafsu makan, atau jantung terasa terbakar. Gejala-gejala seperti itu mirip dengan penderita hernia atau bisul pada perut. Bisa jadi dokter hanya memberi obat antacid atau antihistamin untuk menghilangkan gejala sakit. Akibatnya pasien mungkin tidak mengenali gejala yang lebih serius dan bisa jadi tidak akan kembali ke dokter dalam waktu yang lama. Kanker lambung bisa tumbuh sangat besar untuk menghasilkan gejala yang spesifik.
Gejala stadium lanjut diantaranya rasa tidak nyaman di bagian atas atau tengah-tengah perut, feses (berak) berdarah atau berwarna hitam, muntah darah, kehilangan berat badan, perut sakit dan bengkak setelah makan, mudah lelah dan lemah karena anemia ringan.
Siapakah yang beresiko terserang penyakit ini? Perokok dan peminum alkohol, orang-orang yang bekerja di pertambangan batubara, pabrik pengolahan nikel, asbes, karet, dan industri pengolahan kayu.
Kanker lambung lebih banyak menyerang lelaki daripada perempuan, dan kebanyakan pada mereka yang berumur di atas 55 tahun.
Jika Anda mencurigai adanya kanker lambung, berdasarkan gejala-gejala di atas, Anda bisa minta dokter untuk memotret lambung dan kerongkongan dengan sinar X. Biasanya sebelum pemotretan Anda akan disuruh minum cairan barium, yang berfungsi membantu sinar X mengenali jaringan yang tidak normal. Cara lain adalah dengan biopsi, pengambilan contoh jaringan untuk diperiksa di laboratorium.
Selain operasi mengangkat kankernya, bisa dengan kemoterapi, terapi radiasi, dan terapi biologis (substansi alami yang digunakan untuk mendorong sistem kekebalan tubuh).

No comments: