STRATEGI PERJUANGANDAKWAH NABI MUHAMMAD SAW


 STRATEGI PERJUANGANDAKWAH NABI MUHAMMAD SAW.
Melihat situasi politik yang semakin memanas dan tidak menguntungkan bagi pengembangan dakwah Islam di Mekah, maka Nabi Muhammad saw.mulai mengatur strategi penyelamatan para pengikutnya dari ancaman dan siksaan kafir Quraisy. Strategi tersebut :
1.      Hijrah ke Habsyi yang pertama
Penyiksaan dan penganiyaan kafir Quraisy yang diluar batas perikemanusiaan terhadap orang-orang muslim membuat hati Nabi Muhammad saw.tidak tahan melihat penderitan itu. Akhirnya Nabi Muhammad saw.menyarankan kepada para sahabatnya untuk mengungsi ke Habsyi guna menghindar dari gangguan, siksaan, dan ancaman orang-orang kafir Quraisy. Anjuran tersebut ditanggapi secara positif oleh para sahabat Nabi. Oleh karena itu,pada bulan ketujuh tahun kelima kenabian berangkatlah 11 orang laki-laki beserta 4 orang wanita. Kemudian rombongan berikutnya menyusul hingga jumlah yang hijrah ke Habsyi mencapai 70 orang. Diantaranya adalah Usman bin Affan dan istrinya, Ruqayah putri Nabi Muhammad saw., Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Ja’far bin Abi Thalib,dll. Kedatangan orang-orang Islam di Habsyi disambut dengan baik oleh Raja Nejus. Bhwa ia memberikan perlindungan dan diizinkan untuk melaksanakan ibadah Islam.
Keadaan itu berubah ketika orang-orang Quraisy mengirim utusan kepada Raja Nejus. Mereka meminta agar Raja Habsyi itu mengembalikan orang-orang mukmin kenegeri asalnya,yaitu Mekah. Namun permintaan itu ditolaknya. Bahkan umat Islam mendapat perlindungan khusus dan tempat yang layak tinggal selamanya.Ketika umat Islam berada di Habsyi, Rasulullah tetap tinggal di kota Mekah. Beliau terus berusaha menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat Quraisy, meskipun mendapat amcaman dan gangguan yang luar biasa. Usaha Rasulullah saw.ini ternyata tidak sia-sia. Ia berhasil mempengaruhi beberapa tokoh Quraisy misalnya, Hamzah bin Abdul Muthalib yang masuk Islam pada tahun 615 M bertepatan pada tahun keenam kenabian.
Islamnya Hamzah bin Abdul Muthalib berawal dari suatu peristiwa penganiyaan yng dilakukan Abu Jahal terhadap Nabi Muhammad saw. Abu Jahal memperolok-olok dan akan membunuhnya saat itu . ketika peristiwa itu didengar Hamzah, ia marah dan terus mendatangi Abu Jahal. Ketika bertemu Abu Jahal,ia langsung memukulnya dan menghardik. Dia berkata apakah kamu akan membunuh orang yang mengatakan bahwa Allah adalah Tuhannya?setelah kejadian itu,Hamzah merasa kasian dan berusaha melindungi perjuangan Nabi Muhammad saw. Sejak itulah ia menyatakan keislamannya dihadapan Rasulullah saw.
Islamnya Umar bin al-Khattab berawal ketika ia bermaksud membunuh Nabi Muhammad saw.yang sedang berada dirumah Arqam bin Abi Arqam. Ditengah perjalanan ia bertemu dengan Nu’aim bin Abdillah dan menanyakan kemana tujuan Umar. Umar menjawab ia akan membunuh Nabi Muhammad saw.yang dianggap telah memecah-belah masyarakat Arab. Nu’aim berkata lagi,bagaimana Anda bisa membunuh Muhammad sementara adik ipat Anda telah menjadi pengikutnya yang setia.
Mendengar keterangan itu Umar bin al-Khattab marah besar dan langsung menemui  adiknya,yaitu Fatimah dan Said bin Zaid suami Fatimah yang sedang belajar Al-Quran. Setibanya ditempat tujuan Umar langsung memukul Said sampai berdarah. Umar bertanya,apa yang kamu baca? Saya membaca Al-Quran. Berikan kepada Saya! Pintanya. Tidak! Kata Fatimh nanti kau hinakan dia. Tidak! Aku berjanji. Mendengar jawabandan ketulusan Umar,akhirnya Fatimah memberikan ayat yang sedang dibaca. Setelah membaca ayat tersebut,Umar terketuk hatinya dan langsung mendatangi Nabi Muhammad saw.untuk menyatakan keislamanya.
Islamnya Hamzah bin Abdul Muthalib dan Umar bin al-Khattab adalah berkat usaha Nabi Muhammad saw.yang tidak kenal lelah dan tidak takut karena ancaman dalam berdakwah. Selain itu, keislamannya mereka berdua memperkuat posisi umat Islam yang mendapat ancaman dari orang-orang kafir Quraisy yang saat itu sedang berada di Habsyi.
2.      Hijrah ke Habsyi yang kedua
Umat Islam yang hijrah ke Habsyi pertama berlangsung selama dua bulan. Setelah itu mereka kembali lagi ke Mekah. Melihat umat Islam bertahan dan mendapat perlindungan di Habsyi serta semakin banyak jumlah pemeluknya,dikota Mekah. Kafir Quraisy semakin geram. Mereka semakin memperkuat penganiyaan terhadap orang-orang Islam. Karena itulah Nabi Muhammad saw.menyarankan kembali kepada umat Islam untuk Hijrah kedua ini diikuti oleh 101 orang diantaranya terdapat 18 orang wanita yang dipimpin oleh Ja’far bin Abi Thalib.
Kepergian umat Islam yang kedua ini ke Habsyi masih mendapat sambutan yang hangat dan Raha Nejus. Mereka diberi kebebasan untuk menjalankan ibadahnya dan boleh bebas memilih angin tetap tinggal di Habsyi selamanya atau tidak. Rupanya kebaikan hati Raja Nejus ini membuat marah orang-orang kafir Quraisy. Mereka tidak tahan dan terus berusaha untuk menghambat langkah perkembangan Islam dengan berbagai cara. Untuk itu orang-orang kafir Quraisy mengirim ‘Amr bin al-Ash dan Abdullah bin Rabiah menghadap Raja Nejus dengan harapan permintaan mereka kali ini untuk mengembalikan para Mujahirin mendapat sambutan positif dari Raja Nejus.
Melihat keseriusan orang-orang kafir Quraisy ini,Raja Nejus berusaha mengumpulkan umat Islam untuk diminta penjelasan yang sebenarnya. Dalam kesempatan ini Ja’far bin Abi Thalib bertindak sebagai wakil dan juru bicara umat Islam untuk menjelaskan hal yang sebenarnya mengenai ajaran Islam kepada Raja Nejus. Setelah dijelaskan panjang lebar mengenai Islam dan ajarannya yang dibawa Nabi Muhammad saw.yang tidak bertentangan dengan agama yang dianut Raja,akhirnya Raja mengerti dan meminta utusan tersebut kembali ke Mekah. Setelah itu, Raja Nejus pun masuk Islam.Melihat kegagalan yang kedua kali ini,orang-orang kafir Quraisy semakin gencar menyebarkan isu kebohongan mengenai ajaran yang dibawa Nabi Muhammad saw.dan berusaha mempersempit gerak langkah perjuangan Islam.

3.      Misi ke Thaif
Tahun kesepuluh kenabian dikenal dengan tahun duka bagi Nabi Muhammad saw.,sebab dua orang yang sangat dicintainya telah meninggal dunia, yaitu Siti Khadijah dan Abu Thaib. Kedua orang ini adalah pembela dan perlindung yang sangat  tabah, kuat dan disegani masyarakat Mekah. Dengan meninggalkan Siti Khadijah dan Abu Thalib, orang-orang kafir Quraisy semakin berani mengganggu dan menyakiti Nabi Muhammad saw. Karena penderitaan yang dialami Nabi Muhammad saw.semakin hebat,ia bersama Zaid berencana pergi ke Thaif guna meminta bantuan serta perlindungan dari keluarga yang berada di kota itu,yaitu Kinanah yang bergelar Abu Jalail dan Mas’ud yang bergelar Abu Kuhal serta Habib. Mereka adalah para pembesar dan penguasa penguasa di Thaif yang berasl dari keturunan Tsaqif.
Nabi Muhammad saw.berharap dakwahnya diterima mereka dan masyarakat Thaif. Hal itu karena beliau beranggapan akan mendapat pertolongan, perlindungan dan bantuan dari kerabatnya itu. Akan tetapi, harapan tersebut tidak menjadi kenyataan, mereka tidak mau memberikan perlindungan dan bantuan apa pun kepada Nabi Muhammad saw,,bahkan beliau diusir dan dihina dengan cara-cara manusiawi. Beliau diusir dan dilempari batu oleh para pemuda kota Thaif. Mereka tidak mau mengambil resiko dengan memberikan bantuan, karena mereka pasti akan mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari masyarakat Mekah bila memberikan bantuan atau bahkan menerima Islam sebagai agama baru mereka. Para pembesar kota Thaif enggan menolong Muhammad,karena mereka menganggap Muhammad adalah orang gila yang terusir dari Mekah. Selain itu berdasarkan informasi yang mereka terima dari Abu Jahal, bahwa apa yang diajarkan Muhammad adalah kebohongan besar yang akan menyesatkan bangsa Arab.
Perlakuan masyarakat Thaif ini membuat luka hati dan badan. Beliau terluka hatinya karena gagal mendapat perlindungan dan bantuan dari sanak saudaranya di Thaif. Terluka badannya karena karena masyarakat kota Thaif melemparinya dengan batu hingga terluka. Akhirnya beliau kembali ke kota Mekah. Sebelum sampai di kota kelahirannya, beliau singgah di suatu tempat di pinggiran kota di sisi perkebunan anggur milik Uthbah dan Syaibah anak Rabiah. Di tempat itu beliau duduk sambil merenungi peristiwa yang baru saja dialaminya di kota Thaif. Sambil menengadahkan muka ke langit beliau mengadukan nasibnya kepada Allah. Beliau berkata, “Ya Allah,hanya Engkaulah tempat aku mengadukan kelemahanku. Ya Allah, Engkau Maha Penyayang, Maha Pelindung orang-orang lemah, aku berlindung kepada-Mu ya Allah.”
Penderitaan yang dialami Nabi Muhammad saw.dan apa yang sedang dilakukannya di dekat perkebunan anggur tidak lepas dari perhatian keluarga Rabiah. Betepe sedihnya Uthbah dan Syaibah melihat penderitaan Nabi, kemudian mereka mengutus budaknya bernama Adas yang beragama Nasrani datang menemui Nabi Muhammad saw. Dan memberinya anggur. Nabi Muhammad saw.tertegun ketika Adas datang membawa anggur yang akan diberikan kepadanya. Anggur itu lalu diambil Nabi Muhammad saw. dan dimakannya.  Sambil meletakkan tangan diatas buah anggur,Nabi saw.mengucapkan lafar bismillah,kemudian anggur itu dimakanya.
Mendengar ucapan itu,Adas merasa heran karena kalimat itu belum pernah diucapkan oleh penduduk Thaif. Adas tidak berani bertanya lebih jauh. Akhirnya Nabi Muhmmad saw.mulai bertanya asal-usul dan agamanya. Adas menjawab,berasal dari negeri Niniveh dan beragama Nasrani. Lalu Nabi bertanya lagi,”kamu berasal dari negeri Yunus anak Matta?” “Dari mana Anda kenal Yunus anak Matta,Tanya Adas.”Dia saudaraku,dia seorang nabi,dan aku juga seorang nabi.”jawab Nabi Muhammad saw.
Dalam riwayat lain. Setelah kejadian itu Adas masuk Islam. Misi Nabi ke kota Thaif untuk meminta bantuan dari sanak saudaranya tidak mendapat tanggapan yang berarti,karena mereka menolak dan bahkan penduduknya memperlakukan nabi dengan cara kasar. Dari sini dapat kita katakan bahwa misi tersebut gagal. Meskipun begitu ternyata masih ada orang yang peduli dengan misi perjuangan Nabi Muhammad saw.yaitu keluarga Rabiah.

4.      Perjanjian Aqabah
a.      Kunjungan Jamaah Yatsrib ke Mekah
Ancaman,gangguan dan siksaan yang dialami oleh umat Islam di kota Mekah dari orang-orang kafir Quraisy,semakin menjadi. Mereka terus berusaha mencari kelemahan dan keterangan yang ada pada umat Islam untuk dijadikan bahan ejekan, hinaan dan siksaan. Melihat kenyataan seperti itu, Nabi Muhammad saw. memandang bahwa Mekah tidak dapat diandalkan lagi sebagai basis perjuangan dakwah Islam. Oleh karena itu,Nabi pernah berusaha mencari tempat lain, seperti ke Thaif. Dikota ini beliau berharap mendapatkan perlindungan dan batuan dari sanak-saudaranya. Tapi ternyata harapan sia-sia belaka.
Cobaan berat yang dialami Nabi Muhammad saw. selama mengungsi di Thaif terasa menyuramkan semangat perjuangannya. Pada saat demikian, tiba-tiba terbesit seberkas harapan dalam pikiran Nabi bersamaan dengan datangnya musim haji. Ketika upacara haji hamper selesai, Nabi Muhammad saw. menaruh perhatian terhadap suatu kerumunan yang terdiri dari 6 orang pemuda yang tampak seperti orang-orang asing. Mereka adalah para pemuda yang datang dari Yatsrib. Nabi menemui mereka dan menyampaikan ajaran Islam yang diterimanya dari Allah swt. Beliau juga menganjurkan kepada mereka agar mengikuti seruan Tuhan. Selain itu, beliau juga menyampaikan penderitaan dan siksaan yang dilakukan kafir Quraisy kepadanya dan kepada umat Islam. Ajaran Islam dan keluh kesah yang disampaikan Nabi kepada mereka mendapat simpati, sehingga mereka mau menerima ajakan itu.
Dalam kesempatan itu pula, Nabi Muhammad saw. bertanya kepada mereka. Apakah mereka bersedia menerima dan melindungi Nabi seandainya Nabi pindah ke Yatsrib. Keenam pemuda yang telah menyatakan keislamanya itu, belum berani berikan jaminan keselamatan diri Nabi dan umat Islam lainnya, bila mereka pindah ke Yatsrib, sebab mereka sendiri sedang terlibat permusuhan dinegerinya.setibanya tiba di Yatsrib keenam pemuda itu menyebarkan berita tentang datangnya seoarang rasul di tengah-tengah masyarakat Arab untuk menunjukkan mereka jalan yang lurus dan menyelamatkan mereka dari jalan kehidupan yang sesat. Sebagian pengikut Yahudi yang menanti-menanti datangnya rasul terakhir, sebagaimana yang dinyatakan dalam kitab suci mereka, sangat gembira mendengar berita tersebut.
Sejumlah orang Yatsrib datang ke Mekah setiap datangnya musim haji. Sebagian mereka yang telah menerima seruan Nabi Muhammad saw. menyatakan keimanannya kepada ajaran Islam. Peristiwa ini merupakan titik terang dalam perjalanan risalah Nabi Muhammad saw., karena penerimaan masalah Yatsrib terhadap misi yang disampaikannya membuka lembaran baru dalam usaha beliau menyampaikan ajaran Islam.
b.      Perjanjian Aqabah 1
Pada tahun ke-12 kenabian, bertepatan dengan tahun 621 M, Nabi Muhammad saw. menemui rombongan haji dari Yatsrib. Rombongan haji tersebut berjumlah sekitar 12 orang. Kepada mereka Nabi Muhammad saw. menympaikan dakwahnya. Seruan itu mendapat sambutan hangat sehingga mereka menyatakan keislamannya di hadapan Muhammad saw.pertemuan tersebut terjadi di salah satu bukit di kota Mekah, yaitu bukit Aqabah. Disi mereka mengadakan persetujuan untuk membantu Nabi Muhammad saw. dalam menyebarkan agama Islam. Oleh karena pertemuan tersebut dilakukan dibukit Aqabah, maka kesempatan yang mereka buat disebut perjanjian Aqabah. Isi perjanjian Aqabah itu antara lain:
1)      Mereka menyatakan setia kepada Nabi Muhammad saw.
2)      Mereka menyatakan rela berkorban harta dan jiwa
3)      Mereka bersedia ikut menyebarkan ajaran Islam yang di anutnya
4)      Mereka menyatakan tidak akan menyekutukan Allah
5)      Mereka menyatakan tidak akan membunuh
6)      Mereka menyatakan tidak akan melakukan kecurangan dan kedustaan
ketika rombongan akan kembali ke Yastrib, Nabi Muhammad saw. mengutus salah seorang sahabatnya bernama Mush’ab bin Umar untuk membantu penduduk Yastrib yang telah menyatakan keislamannya dalam menyebarkan ajaran islam di kota tersebut. Setibanya di Yastrib mereka giat mendakwahkan ajaran islam berkembang dan pengikutnya semakin bertambah.
c.       Perjanjian Aqabah II
Pada tahun ke-13 kenabian bertepatan dengan tahun 622 M, jamaah Yastrib datang kembali ke kota Mekah untuk melaksanakan ibadah haji. Jamaah itu berjumlah sekitar 73 orang. Setibanya dikota Mekah mereka menemui Nabi Muhammad saw, dan atas nama penduduk Yastrib mereka menyampaikan pesan untuk disampaikan kepada Nabi Muhammad saw. pesan itu adalah berupa permintaan masyarakat Yastrib agar Nabi Muhammad bnersedia datang kekota mereka, member penerangan tentang ajaran Islam dan sebagainya. Permohonan itu di Kabulkan oleh Nabi Muhammad saw, dan beliau menyatakan kesediaannya untuk datang dan berdakwah disana. Untuk memperkuat kesepakatan itu, mereka mengadakan perjanjian kembali di Bukit Aqabah. Karenanya, perjanjian ini didalam sejarah Islam dikenali derngan sebutan Perjanjian Aqabah II.
Di antara isi perjanjian Aqabah II ini adalah sebagai berikut:
1)      Penduduk Yastrib siap dan bersedia melindungi Nabi Muhammad saw.
2)      Penduduk Yastrib ikut berjuang dalam membela islam dengan harta dan jiwa
3)      Penduduk Yastrib ikut berusaha memajukan agama islam dan menyiarkan kepada sanak keluarga mereka
4)      Penduduk Yastrib siap menerima segala resiko dan tantangan
Dengan keputusan ini terbukalah dihadapan Nabi saw, harapan baru untuk memperoleh kemenangan, karena telah mendapat jaminan bantuan dan perlindungan dari masyarakat Yastrib. Sebab itu pula, kemudian Nabi saw. memerintahkan kepada sahabat-sahabatnya untuk hijrah ke Yastrib, karena dikota Mekah mereka tidak dapat hidup tenang dan bebas dari gangguan, ancaman dan penyiksaan dari orang-orang kafir Quraisy.
Selain itu, ada beberapa factor yang mendorong Nabi memilih Yastrib sebagai tempat hijrah umat Islam.
Pertama,Yastrib adalah tempat yang paling dekat. Kedua, sebelum diangkat menjadi Nabi, beliau telah mempunyai hubungan baik dengan penduduk kota tersebut. Hubungan itu berupa ikatan persaudaraan karena kakek Nabi, Abdul Muthalib beristrikan orang Yastrib. Disamping itu, ayahnya juga dimakamkan disana. Ketiga, penduduk Yastrib. Sudah dikenal Nabi karena kelembutan budi pekerti dan sifat-sifatnya yang baik. Keempat, bagi diri Nabi sendiri, hijrah merupakan keharusan selain karena perintah Allah swt.

No comments:

Translate

Sunday, April 1, 2012

STRATEGI PERJUANGANDAKWAH NABI MUHAMMAD SAW


 STRATEGI PERJUANGANDAKWAH NABI MUHAMMAD SAW.
Melihat situasi politik yang semakin memanas dan tidak menguntungkan bagi pengembangan dakwah Islam di Mekah, maka Nabi Muhammad saw.mulai mengatur strategi penyelamatan para pengikutnya dari ancaman dan siksaan kafir Quraisy. Strategi tersebut :
1.      Hijrah ke Habsyi yang pertama
Penyiksaan dan penganiyaan kafir Quraisy yang diluar batas perikemanusiaan terhadap orang-orang muslim membuat hati Nabi Muhammad saw.tidak tahan melihat penderitan itu. Akhirnya Nabi Muhammad saw.menyarankan kepada para sahabatnya untuk mengungsi ke Habsyi guna menghindar dari gangguan, siksaan, dan ancaman orang-orang kafir Quraisy. Anjuran tersebut ditanggapi secara positif oleh para sahabat Nabi. Oleh karena itu,pada bulan ketujuh tahun kelima kenabian berangkatlah 11 orang laki-laki beserta 4 orang wanita. Kemudian rombongan berikutnya menyusul hingga jumlah yang hijrah ke Habsyi mencapai 70 orang. Diantaranya adalah Usman bin Affan dan istrinya, Ruqayah putri Nabi Muhammad saw., Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Ja’far bin Abi Thalib,dll. Kedatangan orang-orang Islam di Habsyi disambut dengan baik oleh Raja Nejus. Bhwa ia memberikan perlindungan dan diizinkan untuk melaksanakan ibadah Islam.
Keadaan itu berubah ketika orang-orang Quraisy mengirim utusan kepada Raja Nejus. Mereka meminta agar Raja Habsyi itu mengembalikan orang-orang mukmin kenegeri asalnya,yaitu Mekah. Namun permintaan itu ditolaknya. Bahkan umat Islam mendapat perlindungan khusus dan tempat yang layak tinggal selamanya.Ketika umat Islam berada di Habsyi, Rasulullah tetap tinggal di kota Mekah. Beliau terus berusaha menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat Quraisy, meskipun mendapat amcaman dan gangguan yang luar biasa. Usaha Rasulullah saw.ini ternyata tidak sia-sia. Ia berhasil mempengaruhi beberapa tokoh Quraisy misalnya, Hamzah bin Abdul Muthalib yang masuk Islam pada tahun 615 M bertepatan pada tahun keenam kenabian.
Islamnya Hamzah bin Abdul Muthalib berawal dari suatu peristiwa penganiyaan yng dilakukan Abu Jahal terhadap Nabi Muhammad saw. Abu Jahal memperolok-olok dan akan membunuhnya saat itu . ketika peristiwa itu didengar Hamzah, ia marah dan terus mendatangi Abu Jahal. Ketika bertemu Abu Jahal,ia langsung memukulnya dan menghardik. Dia berkata apakah kamu akan membunuh orang yang mengatakan bahwa Allah adalah Tuhannya?setelah kejadian itu,Hamzah merasa kasian dan berusaha melindungi perjuangan Nabi Muhammad saw. Sejak itulah ia menyatakan keislamannya dihadapan Rasulullah saw.
Islamnya Umar bin al-Khattab berawal ketika ia bermaksud membunuh Nabi Muhammad saw.yang sedang berada dirumah Arqam bin Abi Arqam. Ditengah perjalanan ia bertemu dengan Nu’aim bin Abdillah dan menanyakan kemana tujuan Umar. Umar menjawab ia akan membunuh Nabi Muhammad saw.yang dianggap telah memecah-belah masyarakat Arab. Nu’aim berkata lagi,bagaimana Anda bisa membunuh Muhammad sementara adik ipat Anda telah menjadi pengikutnya yang setia.
Mendengar keterangan itu Umar bin al-Khattab marah besar dan langsung menemui  adiknya,yaitu Fatimah dan Said bin Zaid suami Fatimah yang sedang belajar Al-Quran. Setibanya ditempat tujuan Umar langsung memukul Said sampai berdarah. Umar bertanya,apa yang kamu baca? Saya membaca Al-Quran. Berikan kepada Saya! Pintanya. Tidak! Kata Fatimh nanti kau hinakan dia. Tidak! Aku berjanji. Mendengar jawabandan ketulusan Umar,akhirnya Fatimah memberikan ayat yang sedang dibaca. Setelah membaca ayat tersebut,Umar terketuk hatinya dan langsung mendatangi Nabi Muhammad saw.untuk menyatakan keislamanya.
Islamnya Hamzah bin Abdul Muthalib dan Umar bin al-Khattab adalah berkat usaha Nabi Muhammad saw.yang tidak kenal lelah dan tidak takut karena ancaman dalam berdakwah. Selain itu, keislamannya mereka berdua memperkuat posisi umat Islam yang mendapat ancaman dari orang-orang kafir Quraisy yang saat itu sedang berada di Habsyi.
2.      Hijrah ke Habsyi yang kedua
Umat Islam yang hijrah ke Habsyi pertama berlangsung selama dua bulan. Setelah itu mereka kembali lagi ke Mekah. Melihat umat Islam bertahan dan mendapat perlindungan di Habsyi serta semakin banyak jumlah pemeluknya,dikota Mekah. Kafir Quraisy semakin geram. Mereka semakin memperkuat penganiyaan terhadap orang-orang Islam. Karena itulah Nabi Muhammad saw.menyarankan kembali kepada umat Islam untuk Hijrah kedua ini diikuti oleh 101 orang diantaranya terdapat 18 orang wanita yang dipimpin oleh Ja’far bin Abi Thalib.
Kepergian umat Islam yang kedua ini ke Habsyi masih mendapat sambutan yang hangat dan Raha Nejus. Mereka diberi kebebasan untuk menjalankan ibadahnya dan boleh bebas memilih angin tetap tinggal di Habsyi selamanya atau tidak. Rupanya kebaikan hati Raja Nejus ini membuat marah orang-orang kafir Quraisy. Mereka tidak tahan dan terus berusaha untuk menghambat langkah perkembangan Islam dengan berbagai cara. Untuk itu orang-orang kafir Quraisy mengirim ‘Amr bin al-Ash dan Abdullah bin Rabiah menghadap Raja Nejus dengan harapan permintaan mereka kali ini untuk mengembalikan para Mujahirin mendapat sambutan positif dari Raja Nejus.
Melihat keseriusan orang-orang kafir Quraisy ini,Raja Nejus berusaha mengumpulkan umat Islam untuk diminta penjelasan yang sebenarnya. Dalam kesempatan ini Ja’far bin Abi Thalib bertindak sebagai wakil dan juru bicara umat Islam untuk menjelaskan hal yang sebenarnya mengenai ajaran Islam kepada Raja Nejus. Setelah dijelaskan panjang lebar mengenai Islam dan ajarannya yang dibawa Nabi Muhammad saw.yang tidak bertentangan dengan agama yang dianut Raja,akhirnya Raja mengerti dan meminta utusan tersebut kembali ke Mekah. Setelah itu, Raja Nejus pun masuk Islam.Melihat kegagalan yang kedua kali ini,orang-orang kafir Quraisy semakin gencar menyebarkan isu kebohongan mengenai ajaran yang dibawa Nabi Muhammad saw.dan berusaha mempersempit gerak langkah perjuangan Islam.

3.      Misi ke Thaif
Tahun kesepuluh kenabian dikenal dengan tahun duka bagi Nabi Muhammad saw.,sebab dua orang yang sangat dicintainya telah meninggal dunia, yaitu Siti Khadijah dan Abu Thaib. Kedua orang ini adalah pembela dan perlindung yang sangat  tabah, kuat dan disegani masyarakat Mekah. Dengan meninggalkan Siti Khadijah dan Abu Thalib, orang-orang kafir Quraisy semakin berani mengganggu dan menyakiti Nabi Muhammad saw. Karena penderitaan yang dialami Nabi Muhammad saw.semakin hebat,ia bersama Zaid berencana pergi ke Thaif guna meminta bantuan serta perlindungan dari keluarga yang berada di kota itu,yaitu Kinanah yang bergelar Abu Jalail dan Mas’ud yang bergelar Abu Kuhal serta Habib. Mereka adalah para pembesar dan penguasa penguasa di Thaif yang berasl dari keturunan Tsaqif.
Nabi Muhammad saw.berharap dakwahnya diterima mereka dan masyarakat Thaif. Hal itu karena beliau beranggapan akan mendapat pertolongan, perlindungan dan bantuan dari kerabatnya itu. Akan tetapi, harapan tersebut tidak menjadi kenyataan, mereka tidak mau memberikan perlindungan dan bantuan apa pun kepada Nabi Muhammad saw,,bahkan beliau diusir dan dihina dengan cara-cara manusiawi. Beliau diusir dan dilempari batu oleh para pemuda kota Thaif. Mereka tidak mau mengambil resiko dengan memberikan bantuan, karena mereka pasti akan mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari masyarakat Mekah bila memberikan bantuan atau bahkan menerima Islam sebagai agama baru mereka. Para pembesar kota Thaif enggan menolong Muhammad,karena mereka menganggap Muhammad adalah orang gila yang terusir dari Mekah. Selain itu berdasarkan informasi yang mereka terima dari Abu Jahal, bahwa apa yang diajarkan Muhammad adalah kebohongan besar yang akan menyesatkan bangsa Arab.
Perlakuan masyarakat Thaif ini membuat luka hati dan badan. Beliau terluka hatinya karena gagal mendapat perlindungan dan bantuan dari sanak saudaranya di Thaif. Terluka badannya karena karena masyarakat kota Thaif melemparinya dengan batu hingga terluka. Akhirnya beliau kembali ke kota Mekah. Sebelum sampai di kota kelahirannya, beliau singgah di suatu tempat di pinggiran kota di sisi perkebunan anggur milik Uthbah dan Syaibah anak Rabiah. Di tempat itu beliau duduk sambil merenungi peristiwa yang baru saja dialaminya di kota Thaif. Sambil menengadahkan muka ke langit beliau mengadukan nasibnya kepada Allah. Beliau berkata, “Ya Allah,hanya Engkaulah tempat aku mengadukan kelemahanku. Ya Allah, Engkau Maha Penyayang, Maha Pelindung orang-orang lemah, aku berlindung kepada-Mu ya Allah.”
Penderitaan yang dialami Nabi Muhammad saw.dan apa yang sedang dilakukannya di dekat perkebunan anggur tidak lepas dari perhatian keluarga Rabiah. Betepe sedihnya Uthbah dan Syaibah melihat penderitaan Nabi, kemudian mereka mengutus budaknya bernama Adas yang beragama Nasrani datang menemui Nabi Muhammad saw. Dan memberinya anggur. Nabi Muhammad saw.tertegun ketika Adas datang membawa anggur yang akan diberikan kepadanya. Anggur itu lalu diambil Nabi Muhammad saw. dan dimakannya.  Sambil meletakkan tangan diatas buah anggur,Nabi saw.mengucapkan lafar bismillah,kemudian anggur itu dimakanya.
Mendengar ucapan itu,Adas merasa heran karena kalimat itu belum pernah diucapkan oleh penduduk Thaif. Adas tidak berani bertanya lebih jauh. Akhirnya Nabi Muhmmad saw.mulai bertanya asal-usul dan agamanya. Adas menjawab,berasal dari negeri Niniveh dan beragama Nasrani. Lalu Nabi bertanya lagi,”kamu berasal dari negeri Yunus anak Matta?” “Dari mana Anda kenal Yunus anak Matta,Tanya Adas.”Dia saudaraku,dia seorang nabi,dan aku juga seorang nabi.”jawab Nabi Muhammad saw.
Dalam riwayat lain. Setelah kejadian itu Adas masuk Islam. Misi Nabi ke kota Thaif untuk meminta bantuan dari sanak saudaranya tidak mendapat tanggapan yang berarti,karena mereka menolak dan bahkan penduduknya memperlakukan nabi dengan cara kasar. Dari sini dapat kita katakan bahwa misi tersebut gagal. Meskipun begitu ternyata masih ada orang yang peduli dengan misi perjuangan Nabi Muhammad saw.yaitu keluarga Rabiah.

4.      Perjanjian Aqabah
a.      Kunjungan Jamaah Yatsrib ke Mekah
Ancaman,gangguan dan siksaan yang dialami oleh umat Islam di kota Mekah dari orang-orang kafir Quraisy,semakin menjadi. Mereka terus berusaha mencari kelemahan dan keterangan yang ada pada umat Islam untuk dijadikan bahan ejekan, hinaan dan siksaan. Melihat kenyataan seperti itu, Nabi Muhammad saw. memandang bahwa Mekah tidak dapat diandalkan lagi sebagai basis perjuangan dakwah Islam. Oleh karena itu,Nabi pernah berusaha mencari tempat lain, seperti ke Thaif. Dikota ini beliau berharap mendapatkan perlindungan dan batuan dari sanak-saudaranya. Tapi ternyata harapan sia-sia belaka.
Cobaan berat yang dialami Nabi Muhammad saw. selama mengungsi di Thaif terasa menyuramkan semangat perjuangannya. Pada saat demikian, tiba-tiba terbesit seberkas harapan dalam pikiran Nabi bersamaan dengan datangnya musim haji. Ketika upacara haji hamper selesai, Nabi Muhammad saw. menaruh perhatian terhadap suatu kerumunan yang terdiri dari 6 orang pemuda yang tampak seperti orang-orang asing. Mereka adalah para pemuda yang datang dari Yatsrib. Nabi menemui mereka dan menyampaikan ajaran Islam yang diterimanya dari Allah swt. Beliau juga menganjurkan kepada mereka agar mengikuti seruan Tuhan. Selain itu, beliau juga menyampaikan penderitaan dan siksaan yang dilakukan kafir Quraisy kepadanya dan kepada umat Islam. Ajaran Islam dan keluh kesah yang disampaikan Nabi kepada mereka mendapat simpati, sehingga mereka mau menerima ajakan itu.
Dalam kesempatan itu pula, Nabi Muhammad saw. bertanya kepada mereka. Apakah mereka bersedia menerima dan melindungi Nabi seandainya Nabi pindah ke Yatsrib. Keenam pemuda yang telah menyatakan keislamanya itu, belum berani berikan jaminan keselamatan diri Nabi dan umat Islam lainnya, bila mereka pindah ke Yatsrib, sebab mereka sendiri sedang terlibat permusuhan dinegerinya.setibanya tiba di Yatsrib keenam pemuda itu menyebarkan berita tentang datangnya seoarang rasul di tengah-tengah masyarakat Arab untuk menunjukkan mereka jalan yang lurus dan menyelamatkan mereka dari jalan kehidupan yang sesat. Sebagian pengikut Yahudi yang menanti-menanti datangnya rasul terakhir, sebagaimana yang dinyatakan dalam kitab suci mereka, sangat gembira mendengar berita tersebut.
Sejumlah orang Yatsrib datang ke Mekah setiap datangnya musim haji. Sebagian mereka yang telah menerima seruan Nabi Muhammad saw. menyatakan keimanannya kepada ajaran Islam. Peristiwa ini merupakan titik terang dalam perjalanan risalah Nabi Muhammad saw., karena penerimaan masalah Yatsrib terhadap misi yang disampaikannya membuka lembaran baru dalam usaha beliau menyampaikan ajaran Islam.
b.      Perjanjian Aqabah 1
Pada tahun ke-12 kenabian, bertepatan dengan tahun 621 M, Nabi Muhammad saw. menemui rombongan haji dari Yatsrib. Rombongan haji tersebut berjumlah sekitar 12 orang. Kepada mereka Nabi Muhammad saw. menympaikan dakwahnya. Seruan itu mendapat sambutan hangat sehingga mereka menyatakan keislamannya di hadapan Muhammad saw.pertemuan tersebut terjadi di salah satu bukit di kota Mekah, yaitu bukit Aqabah. Disi mereka mengadakan persetujuan untuk membantu Nabi Muhammad saw. dalam menyebarkan agama Islam. Oleh karena pertemuan tersebut dilakukan dibukit Aqabah, maka kesempatan yang mereka buat disebut perjanjian Aqabah. Isi perjanjian Aqabah itu antara lain:
1)      Mereka menyatakan setia kepada Nabi Muhammad saw.
2)      Mereka menyatakan rela berkorban harta dan jiwa
3)      Mereka bersedia ikut menyebarkan ajaran Islam yang di anutnya
4)      Mereka menyatakan tidak akan menyekutukan Allah
5)      Mereka menyatakan tidak akan membunuh
6)      Mereka menyatakan tidak akan melakukan kecurangan dan kedustaan
ketika rombongan akan kembali ke Yastrib, Nabi Muhammad saw. mengutus salah seorang sahabatnya bernama Mush’ab bin Umar untuk membantu penduduk Yastrib yang telah menyatakan keislamannya dalam menyebarkan ajaran islam di kota tersebut. Setibanya di Yastrib mereka giat mendakwahkan ajaran islam berkembang dan pengikutnya semakin bertambah.
c.       Perjanjian Aqabah II
Pada tahun ke-13 kenabian bertepatan dengan tahun 622 M, jamaah Yastrib datang kembali ke kota Mekah untuk melaksanakan ibadah haji. Jamaah itu berjumlah sekitar 73 orang. Setibanya dikota Mekah mereka menemui Nabi Muhammad saw, dan atas nama penduduk Yastrib mereka menyampaikan pesan untuk disampaikan kepada Nabi Muhammad saw. pesan itu adalah berupa permintaan masyarakat Yastrib agar Nabi Muhammad bnersedia datang kekota mereka, member penerangan tentang ajaran Islam dan sebagainya. Permohonan itu di Kabulkan oleh Nabi Muhammad saw, dan beliau menyatakan kesediaannya untuk datang dan berdakwah disana. Untuk memperkuat kesepakatan itu, mereka mengadakan perjanjian kembali di Bukit Aqabah. Karenanya, perjanjian ini didalam sejarah Islam dikenali derngan sebutan Perjanjian Aqabah II.
Di antara isi perjanjian Aqabah II ini adalah sebagai berikut:
1)      Penduduk Yastrib siap dan bersedia melindungi Nabi Muhammad saw.
2)      Penduduk Yastrib ikut berjuang dalam membela islam dengan harta dan jiwa
3)      Penduduk Yastrib ikut berusaha memajukan agama islam dan menyiarkan kepada sanak keluarga mereka
4)      Penduduk Yastrib siap menerima segala resiko dan tantangan
Dengan keputusan ini terbukalah dihadapan Nabi saw, harapan baru untuk memperoleh kemenangan, karena telah mendapat jaminan bantuan dan perlindungan dari masyarakat Yastrib. Sebab itu pula, kemudian Nabi saw. memerintahkan kepada sahabat-sahabatnya untuk hijrah ke Yastrib, karena dikota Mekah mereka tidak dapat hidup tenang dan bebas dari gangguan, ancaman dan penyiksaan dari orang-orang kafir Quraisy.
Selain itu, ada beberapa factor yang mendorong Nabi memilih Yastrib sebagai tempat hijrah umat Islam.
Pertama,Yastrib adalah tempat yang paling dekat. Kedua, sebelum diangkat menjadi Nabi, beliau telah mempunyai hubungan baik dengan penduduk kota tersebut. Hubungan itu berupa ikatan persaudaraan karena kakek Nabi, Abdul Muthalib beristrikan orang Yastrib. Disamping itu, ayahnya juga dimakamkan disana. Ketiga, penduduk Yastrib. Sudah dikenal Nabi karena kelembutan budi pekerti dan sifat-sifatnya yang baik. Keempat, bagi diri Nabi sendiri, hijrah merupakan keharusan selain karena perintah Allah swt.

No comments: